PROPOSAL
PENGARUH
PEMBERIAN REWARD TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN
PKN
DI MI YPI BATUMARTA II

DISUSUN OLEH:
RUSMALA DEWI (12 22 045)
KELAS : A.5.1
DOSEN PENGAMPU : Elfiana,
M.Pd
MATA PELAJARAN :
PENELITIAN KUANTITATIF
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI
PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BATURAJA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BATURAJA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur terhadap allah SWT atas rahmat dan
hidayahnya sehingga dapat memberikan kesempatan pada penulis proposal ini. Shalawat serta salam
penulis limpahkan kepada nabi Muhammad SAW yang merupakan tauladan bagi seluruh
umat.
Penulis telah berusaha secara maksimal
agar makalah ini benar-benar memadai dan mudah di pahami. Proposal ini di susun
sedemikian mungkin sehingga urutan materi bersifat logis. Proposal ini di
harapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
sebagai manusia yang dhaif, yang memiliki kekurangan dan keterbatasan , maka
dari itu penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna.
Penulis dengan
senang hati akan menerima kritik,saran dan masukan yang dapat mengembangkan proposal ini sehingga dapat bermanfaaat bagi kita semua
Baturaja, 6 Januari 2015
penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR
ISI .................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar
belakang ......................................................................................... 1
B. Identifikasi
masalah ................................................................................. 2
C. Batasan
masalah ...................................................................................... 2
D. Rumusan
masalah .................................................................................... 3
E. Tujuan
penelitian ..................................................................................... 3
F. Manfaat
penelitian ................................................................................... 3
G. Hipotesis
tindakan ................................................................................... 4
H. Definisi
operasional ................................................................................. 5
BAB 11 KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian
teori .............................................................................................. 7
B. Kerangka
konseptual ............................................................................... 10
BAB 111 METODOLOGI
PENELITIAN
A. Jenis
penelitian ......................................................................................... 11
B. Setting
penelitian ..................................................................................... 11
C. Siklus
penelitian ....................................................................................... 12
D. Teknik
dan alat pengumpulan data .......................................................... 14
E. Teknik
analisis data ................................................................................. 15
F. Prosedur
penelitian .................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan suatu
proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk
merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu sepanjang hidupnya. Sedangkan proses
belajar mengajar merupakan kegiatan pokok sekolah yang di dalamnya terjadi
proses siswa belajar dan guru mengajar dalam konteks interaktif dan terjadi
interaksi edukatif antara guru dan siswa, sehingga terdapat perubahan dalam
diri siswa baik perubahan pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan keterampilan
ataupun sikap. Melalui proses mengajar tersebut akan dicapai tujuan pendidikan
tidak hanya dalam hal membentuk perubahan tingkah laku dalam diri siswa, akan
tetapi juga meningkatkan pengetahuan yang ada dalam diri siswa.
Dalam pendidikan saat ini,
guru seringkali mendapatkan kesulitan dalam pembelajaran. Misalnya: siswa
merasa bosan ketika pembelajaran berlangsung karena tidak ada yang membuat
semangat dalam pembelajaran tersebut. Hal ini menyebabkan kurang aktifnya siswa
dalam kegiatan pembelajaran, apalagi pada pelajaran yang dianggapnya sulit.
Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik dalam jalur formal. Guru dalam
menjalankan fungsinya diantaranya berkewajiban untuk menciptakan suasana
pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dialogis, dan
memberikan motivasi kepada siswa dalam membangun gagasan, prakarsa, dan
tanggung jawab siswa untuk belajar.
Untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa, maka harus dicarikan solusi. Seorang guru perlu mengembangkan
pendekatan dan metode yang lebih bervariatif untuk mengatasi berbagai kesulitan
siswa seperti rasa jenuh, bosan, adanya kemungkinan peserta didik kurang
mendapat motivasi dari orang tua siswa dalam mendukung anaknya atau faktor
lingkungan yang kurang mendukung. Untuk itu, guru harus mencari strategi atau
inisiatif agar siswa dapat tertarik atau lebih antusias dalam proses belajara
mengajar.
Teori motivasi yang dikemukakan oleh Salvin
bahwa motivasi belajar adalah memberikan penghargaan kepada kelompok terhadap
personal maupun kelompok yang mampu mengekspresikan ide, pernyataan serta
pendapat. Pemberian Perhatian. Pemberian perhatian yang cukup terhadap siswa
dengan segala potensi yang dimilikinya merupakan bentuk motivasi yang
sederhana, karena banyak yang tidak memiliki motivasi belajar diakibatkan tidak
dirasakannya adanya perhatian. Sebagaimana yang dijelaskan Dimyati dan Mudjiono
(2002:42) prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perhatian dan motivasi pembelajaran
yaitu perhatian merupakan peranan penting dalam kegiatan belajar.
Pemberian hadiah dan pujian
merupakan reward atau penghargaan atas perilaku baik yang dilakukan
anak. Hal ini sangat diperlukan dalam hubungannya dengan minat dan penerapan
disiplin pada anak. Reward atau penghargaan memiliki tiga fungsi penting
dalam mengajari anak berperilaku yang disetujui secara sosial. Fungsi yang
pertama ialah memiliki nilai pendidikan. Yang kedua, pemberian reward
harus menjadi motivasi bagi anak untuk mengulangi perilaku yang diterima oleh
lingkungan atau masyarakat. Melalui reward, anak justru akan lebih
termotivasi untuk mengulangi perilaku yang memang diharapkan oleh masyarakat.
Fungsi yang terakhir ialah untuk memperkuat perilaku yang disetujui secara
sosial dan tiadanya penghargaan melemahkan keinginan untuk mengulangi perilaku
tersebut. Dengan kata lain, anak akan mengasosiasikan reward dengan
perilaku yang disetujui masyarakat.
Berdasarkan pangalaman di
lapangan, anak kelas I di sekolah dasar amat senang apabila usaha belajarnya
dihargai dan mendapat pengakuan dari guru, walaupun amat sederhana. Oleh karena
itu, para guru nampaknya jangan terlalu pelit untuk menberikan penghargaan,
selama dilakukan dengan memperhatikan waktu dan cara yang tepat. Penghargaan itu
sendiri dapat dimaknai sebagai alat pengajaran dalam rangka pengkondisian siswa
menjadi senang belajar.
Oleh karena itu, peneliti
mencoba membuat siswa lebih aktif didalam kegiatan pembelajaran, dan
meningkatkan semangat belajar dalam diri siswa. Dengan pemberian reward
kepada siswa, diharapkan dapat meningkatkan motivasi mereka untuk lebih giat
belajar dalam proses pembelajaran di kelas.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar
belakang masalah diatas, makda masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai
berikut:
1. Masih rendahnya minat dan
motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran pkn
C.
Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka
permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada adakah pengaruh pemberian reward terhadap motivasi belajar siswa kelas v pada mata pelajaran
pkn di mi ypi batumarta 11.
D.
Rumusan
Masalah
Bertolak dari latar belakang
penelitian di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu
“Seberapa besar pengaruh pemberian reward terhadap motivasi belajar
siswa kelas v pada mata pelajaran pkn di mi ypi batumarta 11?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini
dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi tentang pengaruh pemberian
reward terhadap motivasi belajar siswa kelas v pada mata pelajaran pkn di mi
ypi batumarta 11. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk menjelaskan
“Pengaruh pemberian reward terhadap motivasi belajar siswa kelas v pada mata
pelajaran pkn di mi ypi batumarta 11”.
F. Manfaat Penelitian
1.
Manfaat bagi pendidik
Hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai bahan studi lanjutan bagi guru yang relevan dan bahan kajian
ke arah pengembangan kompetensi mengajar guru dalam proses belajar mengajar di
kelas agar guru dapat meningkatkan kualifikasinya sebagai upaya untuk
meningkatkan profesionalisme. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan terutama yang berhubungan dengan
motivasi siswa dalam proses berlangsungnya belajar mengajar di kelas.
2. Manfaat bagi sekolah
Kegunaan penelitian ini bagi
sekolah secara praktis diharapkan dapat memiliki kegunaan sebagai berikut.
a. Memberikan informasi bagi
sekolah agar meningkatkan kualifikasinya sebagai lembaga pendidik dalam meningkatkan
profesionalisme sekolah.
b. Sebagai bahan masukan bagi
sekolah bahwa memberikan motivasi siswa dapat dipengaruhi oleh pemberian
reward.
3.
Manfaat bagi peneliti
a. Bagi peneliti, hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai temuan awal untuk melakukan penelitian
lanjut tentang model-model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa.
b. penelitian ini bisa
menjadikan bahan masukan bagi peneliti untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi
pihak-pihak yang berkepentingan guna menjadikan penelitian yang lebih lanjut
terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian
ini.
4.
Manfaat bagi peseta didik
a. Supaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa
b. Dapat menumbuhkan minat belajar siswa supaya
hasil belajar meningkat.
G. Asumsi Penelitian
Arikunto (2003:60-61) bahwa
asumsi penelitian atau anggapan dasar penelitian dipandang sebagai landasan
teori atau titik tolak pemikiran yang digunakan dalam suatu penelitian, yang
mana kebenarannya diterima oleh peneliti. Selanjutnya dikemukakan bahwa,
peneliti dipandang perlu merumuskan asumsi-asumsi penelitian dengan maksud:
1. Agar terdapat landasan
berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti;
2. Untuk mempertegas
variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian;
3. Berguna untuk kepentingan
menentukan dan merumuskan hipotesis.
Dalam kaitannya dengan
kepentingan penelitian ini dapat dirumuskan asumsi-asumsi sebagai berikut.
1. Salah satu upaya untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan memberikan reward atau
penghargaan baik berupa hadiah ataupun pujian.
2. Teori motivasi Salvin, Motivasi
belajar adalah memberikan penghargaan kepada kelompok terhadap personal maupun
kelompok yang mampu mengekspresikan ide, pernyataan serta pendapat. Pemberian
Perhatian. Pemberian perhatian yang cukup terhadap siswa dengan segala potensi
yang dimilikinya merupakan bentuk motivasi yang sederhana.
3. Prinsip-prinsip yang
berkaitan dengan perhatian dan motivasi pembelajaran yaitu perhatian merupakan
peranan penting dalam kegiatan belajar. (Dimyati dan Mudjiono, 2002:42).
H. Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan contoh suatu
penelitian yang berjudul “Pengaruh Pemberian Reward terhadap Motivasi Belajar
Siswa kelas v pada mata pelajaran pkn di mi ypi batumarta 11” dapat dirumuskan
sub bagian ruang lingkup sebagai berikut,
Ruang
lingkup penelitian ini meliputi dua variabel, yakni :
1. Satu variabel bebas : Reward
2. Satu variabel terikat :
Motivasi Belajar
Kedua variabel diatas
selanjutnya dijabarkan ke dalam beberapa indikator berdasarkan teori yang
dikemukakan oleh para ahli. Adapun penjabaran variabel penelitian menjadi
indikator penelitian di tunjukkan dalam tabel berikut.
Tabel
1 Penjabaran Variabel Penelitian ke dalam Indikator Penelitian
No.
|
Variabel
|
Indikator
|
1.
|
Reward
|
1.
Hadiah
2.
Pujian
3.
Memberi angka
4.
Penilaian
|
2.
|
Motivasi
Belajar
|
Nilai-nilai
motivasi
Oemar hamalik
(2005:161)
Tekun dalam
menghadapi tugas, ulet dalam menghadapi kesulitan, menunjukkan minat pada
berbagai masalah, mandiri, kreatif, dapat mempertahankan pendapat dan tidak
mudah melepas apa yang diyakininya. (Sardiman (1986:82)
5.
Teori-teori motivasi
|
Selanjutnya
indikator-indikator penelitian di atas dikembangkan menjadi butir-butir
pertanyaan atau pernyataan yang akan diberikan kepada siswa/i kelas v pada mata
pelajaran pkn di mi ypi batumarta 11 selaku subjek penelitian. Penggunaan
istilah subjek penelitian dilakukan karena dalam penelitian ini seluruh
populasi yakni sebanyak 105 siswa kelas V dijadikan responden penelitian
I. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel
bertujuan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti. Adapun
definisi operasional variabel penelitian diuraikan sebagai berikut.
1. Reward
Reward adalah satu alat pendidikan
untuk mendidik anak-anak supaya a nak
menjadi merasa senang karena perbuatan dan pekerjaannya mendapat penghargaan.
Atau dengan kata lain, reward adalah alat pendidikan preventif dan
represif yang menyenangkan dan bisa menjadi pendorong atau motivator belajar
bagi murid. Reward sebagai alat untuk mendidik tidak boleh bersifat
sebagai upah. Ada 3 jenis reward atau penghargaan, yaitu hadiah berupa
barang/benda, pujian (praise) dan perlakuan istimewa.
2.
Motivasi belajar
Motivasi merupakan suatu
kekuatan yang dapat mendorong seseorang melakukan kegiatan untuk mencapai
tujuan. Motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan,
mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk
bertindak melakukan sesuatu sehingga dapat mencapai tujuan.
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Perubahan dalam diri seseorang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti
berubahnya pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya,
keterampilan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain
aspek yang ada pada individu. Jadi Motivasi belajar merupakan sesuatu keadaan
yang terdapat pada diri seseorang individu dimana ada suatu dorongan untuk
melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.
Motivasi belajar juga berarti
sebagai keseluruhan daya penggerak, pendorong, dari dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang diwujudkan dalam bentuk adanya kebutuhan,
dorongan dan usaha siswa dalam melakukan aktivitas guna mencapai tujuan.
BAB 11
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Reward
a. Konsep Dasar Reward
1) Definisi Reward
Reward (ganjaran), merupakan suatu
teori penguatan positif yang bersumber dari teori behavioristik. Menurut teori
behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat darinya
adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain belajar adalah
merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk
bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil dari interaksi antara
stimulus dan respon.
Menurut Ngalim Purnomo reward
adalah alat untuk mendidik anak-anak supaya anak dapat merasa senang karena
perbuatan atau pekerjaanya mendapat penghargaan.
Menurut Amir Daien
indrakusuma reward adalah penilaian yang bersifat posistif terhadap
belajar siswa.
Dari beberapa pendapat
diatas, dapat disimpulkan bahwa reward adalah suatu segala sesuatu
berupa penghargaan yang menyenangkan perasaan yang diberikan kepada siswa
karena hasil baik dalam proses pendidikannya dengan tujuan agar senantiasa
melakukan pekerjaan yang baik dan terpuji.
Peranan reward dalam
proses pengajaran cukup penting terutama sebagai faktor eksternal dalam
mempengaruhi dan mengarahkan perilaku siswa. Hal ini di dasarkan atas berbagai
pertimbangan logis, diantaranya reward ini dapat menimbulkan motivasi belajar
siswa dan dapat mempengaruhi perilaku positif dalam kehiduan siswa.
Reward merupakan alat pendidikan
yang mudah dilaksanakan dan sangat menyenangkan bagi para siswa. Untuk itu, Reward
dalam suatu proses pendidikan sangat dibutuhkan kebenarannya demi
meningkatkan motivasi belajar siswa.
Maksud dari pendidik
memberikan Reward kepada siswa adalah supaya siswa menjadi lebih giat
lagi usahanya untuk memperbaiki atau mempertinggi prestasi yang telah
dicapainya, dengan kata lain siswa menjadi lebih keras kemauannya untuk belajar
lebih baik.
2) Tujuan Reward
Mengenai masalah reward, perlu
peneliti bahas tentang tujuan yang harus dicapai dalam pemberian reward.
Hal ini dimaksudkan, agar dalam berbuat sesuatu bukan karena perbuatan
semata-mata; namun ada sesuatu yang harus dicapai dengan perbuatannya, karena
dengan adanya tujuan amak akan memberi arah dalam melangkah.
Tujuan yang harus dicapai
dalam pemberian reward adalah untuk lebih mengembangkan dan
mengoptimalkan motivasi yang bersifat intrinsik dari motivasi ekstrinsik, dalam
artian siswa melakukan suatu perbuatan, maka perbuatan itu timbul dari
kesadaran siswa itu sendiri.
Jadi, maksud dari reward
itu yang terpenting bukanlah hasil yang dicapai seorang siswa, tetapi dengan
hasil yang dicapai siswa, guru bertujuam membentuk kata hati dan kemauan yang
lebih baik dan lebih keras pada siswa.
Seperti halanya telah
disinggung diatas, bahwa Reward disamping merupakan alat pendidikan
represif yang menyenangkan, Reward juga dapat menjadi pendorong atau
motivasi bagi siswa belajar lebih baik lagi.
2.
Motivasi Belajar
a. Konsep Dasar Motivasi Belajar
1) Definisi Motivasi belajar
Motivasi adalah perubahan
energi dalam diri (pribadi) seorang yang di tandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Wasty Soemanto berpendapat
bahwa motivasi adalah suatu perubahan tenaga yang di tandai oleh dorongan
afektif dan reaksi-reaksi pencapaian tujuan.
Tabrani Rusyan berpendapat,
bahwa motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu
untuk mencapai tujuan.
Heinz Kock memberikan
pengertian motivasi adalah mengembangkan keinginan untuk melakukan sesuatu.
Dalam uraian diatas, motivasi
dapat didefinsikan sebagai suatu pendorong seseorang untuk melakukan sesuatu
yang mengarahkan ke tingkah yang positif.
Hampir semua ahli telah
mencoba merumuskan dan menafsirkan tentang belajar. Seringkali pula perumusan
dan penafsiran tentang belajar itu berbeda-beda. Dalam uraian ini penulis akan
mengutip belajar menurut pandangan behavioristik.
Menurut teori behavioristik,
belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi
antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk
perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuan untuk bertingkah laku dengan
cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan
respon.
Motivasi belajar merupakan
unsur yang penting dalam proses pembelajaran. Ada atau tidaknya motivasi
belajar dalam diri siswa akan menentukan apakah siswa akan terlibat serta aktif
dalam proses pembelajaran atau bersifat pasif tidak peduli. Kedua kondisi ini
tentu saja berakibat yang sangat berbeda dalam proses pembelajaran dan
hasilnya.
Dalam ruang kelas guru
dihadapkan dengan berbagai macam siswa. Guru terkadang mengalami kesulitan
untuk dapat memotivasi siswanya. Hal ini disebabkan oleh banyak hal: misalnya
keterbatasan waktu, kebutuhan emosional setiap siswa yang perlu diperhatikan
guru, tuntutan hasil yang belajar yang sesuai, dan lain-lain. Berbagai kondisi
tersebut menjadi sumber stres bagi para guru sehingga tidak bisa melaksanakan
fungsinya sebagai motivator.
Komponen utama motivasi ada
tiga yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Kebutuhan muncul apabila terjadi
ketidakseimbangan antara yang dimiliki dengan yang diharapan. Dorongan
merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada harapan atau pencapaian
tujuan. Tujuan dalam hal ini adalah sebagai pemberi arahan pada perilaku
manusia di dalamnya perilaku membaca pemahaman.
Motivasi mendorong timbulnya
kelakuan dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan. Fungsi motivasi meliputi:
1. Mendorong timbulnya kelakuan
atau suatu perbuatan.
2. Motivasi berfungsi sebagai
pengarah.
3. Motivasi berfungsi sebagai
penggerak.
Dalam kegiatan pembelajaran,
menurut Oemar Hamalik, motivasi mengandung nilai-nilai
sebagai berikut:
1. Motivasi menentukan tingkat
keberhasilan perbuatan belajar murid
2. Pembelajaran yang bermotivasi
pada hakekatnya adalah pembelajaran yang
disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada murid.
3. Pembelajaran yang bermotivasi
menuntut kreatifitas dan imajinasi guru untuk berusaha secara sungguh-sungguh
mencari cara-cara yang relevan dan sesuai guna membangkitkan dan memelihara
motivasi belajar siswa
4. Berhasil atau gagalnya dalam
menggunakan motivasi dalam pembelajaran erat pertaliannya dengan pengaturan
disiplin kelas.
5. Penggunaan motivasi dalam
mengajar buku saja melengkapi prosedur mengajar, tetapi juga menjadi faktor
yang menentukan pengajaran yang efektif.
Dari beberapa pendapat di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu usaha yang disadari
untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia
terdorong untuk bertindak melakuan sesuatu sehingga dapat mencapai tujuan.
2) Jenis-jenis Motivasi
Berdasarkan jenis motivasi,
motivasi dikelompokan menjadi dua macam, yaitu;
a) Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah
motivasi yang tercaup didalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan
siswa. Motivasi ini sering juga disebut motivasi murni. Motivasi yang
sebenarnya adalah motivasi yang timbul dalam diri siswa sendiri.
Motivasi Intrinsik ini adalah
motivasi yang hidup dalam diri siswa dan berguna bagi motivasi belajar yang fungsional.
Dalam hal ini, reward tidak
diperlukan karena tida akan mempunyai dampak bagi siswa, arena dalam hal ini
motivasi tumbuh dalam diri siswa itu sendiri, tanpa adanya faktor eksternal.
Motivasi intrinsik adalah bersifat riil dan inilah motivasi yang sesungguhnya
yaitu dari kemauan siswa itu sendiri.
b) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik adalah
motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti
angka kredit, ijasah, hadiah, dan lain-lain. Motivasi ekstrinsik ini tetap diperlukan
di sekolah, sebab pengajaran di sekolah tidak semuanya menarik minat siswa atau
sesuai dengan kebutuhan siswa. Lagi pula sering sekali siswa belum mengetahui
untuk apa ia belajar hal-hal yang diberikan di sekolah. Karena itu motivasi
terhadap pelajaran itu perlu dibangkitkan oleh para guru sehingga siswa mau dan
ingin belajar. Dalam hal ini guru dapat menentukan sendiri cara bagaimana untuk
memotivasi siswa supaya aktif dalam pembelajaran di kelas.
B.
Kerangka Konseptual
Berdasarkan teori yang
telah diuraikan terlebih dahulu dapat dituliskan kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagian
besar siswa hasil belajar yang diperoleh pada pembelajaran Pkn pada kelas V
masih rendah. Oleh karena itulah diperlukan upaya guru untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dengan pemberian reward, maka hasil belajar siswa pada
pembelajaran Pkn. Hal ini dilakukan dalam proses
perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Kuantitatif dengan menggunakan metode
eksperimen.
BAB
111
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Menilik rumusan masalah yang
diajukan, penelitian ini adalah penelitian jenis kuantitatif yang berbentuk
eksperimen. Penelitian ini menggunakan rancangan atau desain penelitian Quasy
Eksperimen (Eksperimen Semu), yaitu suatu eksperimen yang pengendalian
terhadap variabel non-eksperimental tidak begitu ketat, dan penentuan sampelnya
tidak menggunakan randomisasi, yaitu dengan model Non Randomized Pre-Post
Test Control Group.
B.
Variabel Penelitian
Variabel
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Variabel
Bebas : Reward
Variabel
Terikat : Motivasi belajar
C.
Populasi dan sampel
a.
Populasi
Margono menjelaskan populasi
adalah seluruh data yang menjadi perhatian penelitian dalam ruang lingkup,
waktu yang ditentukan peneliti. (Margono. 2006. Metode Penelitian
Pendidikan. Jakarta. PT. Rineka Cipta. Hal, 100). Sedangkan menurut
Arikunto populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto.
1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi IV).
Jakarta. PT. Rineka Cipta. Hal, 97. Dalam penelitian ini populasinya adalah
siswa-siswa kelas yang berjumlah 105 siswa (terbagi dalam 4 kelas yaitu kelas
VA, kelas VB, kelas VC, dan kelas VD).
b.
Sampel
Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel adalah meneliti
sebagian populasi. Suharsimi Arikunto (1996:117), menegaskan apabila subjek
eksperimen kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya, sehingga eksperimen
yang dipakai termasuk model eksperimen populasi.
Dalam penelitian ini, dipakai
teknik sampling model quota sampling, yang terbagi dalam bentuk populasi
(kelas-kelas). Dimana dua kelas; satu kelas sebagai kelompok yang diberi
perlakuan reward (kelas VA, berjumlah 27 siswa/i) dan satu kelas sebagai
kelompok yang tidak diberi perlakuan reward (kelas VB, berjumlah 25
siswa/i). Dengan demikian, jumlah sampel secara keseluruhan ada 52
siswa/i atau sekitar 25 %.
D.
Jenis da Sumber Data
Data adalah keterangan atau
bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan).
Penelitian yang berjudul
“Pengaruh Pemberian Reward terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas v Pada Mata
Pelajaran Pkn di MI YPI Batumarta 11, data yang dapat dipaparkan adalah data
yang dikumpulkan mencakup data primer dan data sekunder. Data primer berupa
persepsi siswa terhadap tingkat pemberian Reward sebagai variabel bebas (X),
sedangkan data sekundernya adalah motivasi belajar siswa sebagai variabel
terikat (Y) yang mana datanya diambilkan dari rata-rata sekor tes seluruh mata
pelajaran yang telah diolah oleh wali kelas. Untuk menggambarkan secara jelas
tentang data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, dapat
disajikan dalam bentuk tabel 3.
Tabel 4 Data dan Sumber Data Penelitian
No.
|
Data
|
Sumber Data
|
1.
2.
|
Pemberian
Reward
Motivasi
belajar siswa
|
Siswa
(responden)
Siswa
(responden)
|
E.
Teknik dan Alat Pengumpula
Data
Untuk mendapatkan dan
mengumpulkan data dalam penelitian, dibutuhkan sebuah alat atau instrumen,
adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
skala Likert yang menggunakan lima alternatif jawaban.
Adapun pembuatan skala motivasi
belajar ini, berawal dari sejumlah indikator motivasi belajar sebagaimana yang
telah disebutkan Sardiman (1986:82) dalam bab sebelumnya tentang ciri-ciri
motivasi belajar , yaitu : tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan,
menunjukkan minat pada berbagai masalah, mandiri, kreatif, dapat mempertahankan
pendapat dan tidak mudah melepaskan apa yang diyakininya, dan senang mencari
dan memecahkan masalah.
F.
Teknik Analisis Data
Sesuai dengan jenis penelitian dan jenis data, maka analisis
yang digunakan dalam eksperimen ini adalah analisis kuantitatif dengan
penggunaan rumus stastistik yang dalam pelaksanaan analisisnya menggunakan
komputer program SPSS (Statistic Program for Social Sciences), adapun
teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kovarian (anakova).
Teknik ini dipakai untuk menguji perbedaan hasil perlakuan awal pre-test dengan
hasil pos-test, atau meramalkan efektif tidaknya penerapan
variabel X terhadap variabel Y.
DAFTAR PUSTAKA
M. Ngalim
Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2006), hlm. 182
Oemar Hamalik, Proses
Belajar Mengajar, (Bandung; Bumi Aksara, 2001), hlm. 158
Tabrani Rusyan,
dkk. Pendekatan dalam proses Belajar Mengajar. (Bandung: CV Remaja
Rosdakarya, 1989), hlm. 95
Asri
Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005),
hlm. 20
1xbet korean - legalbet.co.kr
BalasHapusIs the casino legit or a scam? — We do have instructions from a reputable gaming site that will help you if you are a 1xbet com gh legit gambling site with a