Sabtu, 07 Februari 2015

MATERI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN



BAB I
HAKEKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

A. MAKNA BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Belajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi ini bernilai edukatif di karenakan kegiatan belajar yang dilakukan, diarahkan untuk melakukan/ mencapai tujuan tertentu yang telah di dirumuskan sebelim pelajaran di lakukan. Guru dengan sadar melakukan kegiatan pengajaranya secara sistematis. Dengan memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan pengajaran.
Pembelajaran bearti upaya membelajarkan siswa, penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajaran sangat perlu dilakukan karena untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal atau sesuai dengan keinginan.

B.TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Tujuan adalah suatu cita- cita yang ingin di capai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu program yang diprogramkan tampa tujuan, karena hal itu adalah suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan kearah mana kegiatan itu akan di capai.
Tujuan belajar dan pembelajaran, menurut Taksonomi Bloom, secara teoritis di bagi atas 3 kategori,yakitu:
a. Tujuan pembelajaran ranah Kognitif
    Yaitu suatu tujuan yang ingin dicapai setelah berakhirya suatu aktivitas  
     belajar, sesuai dengan kemampuan otak yang dimiliki siswa, sehingga  
     mereka dapat berfikir secara teoritis / logis dan sitematis dalam melakukan
     suatu hal atau kegiatan maupun tindakan.
b. Tujuan pembelajaran ranah Afektif
      Yaitu suatu tujuan pembelajaran yang ingin di capai setelah sikap dan tingka lakuyang ada pada diri siswa dapat terjadi perubahan. Sehingga mereka dapat diterima di dalam lingkungan tempat tinggal mereka.
c. Tujuan pembelajaran ranah Pisikomotorik
         Yaitu suatu tujuan yang akan di capai siswa apabila di dalam proses pembelajaran mengalami suatu kegiatan yang memerluka tenaga atau energi dalam kegiatan. Misalnya dalam pelajaran olaraga, dengan demikian siswa dapat memanfaatkanilmu yang dimilikinyadari pelajaran tersebut untuk kesehatan tubuhnya. Baik untuk kesehatan jasmani maupun untuk kesehatan rohani. Dan juga dapat mengajak masyarakat yang ada disekitarnya untuk melakukan hal yang sama denganya. Supaya semuanya sehat dan juga ilmu yang dimilikinyadapat bermanfaat.

C. TEORI DALAM BELAJAR
1. Teori conectionisme dan hukum- hukum Belajar
Teori ini mempunyai dokrin pokok, yakni hubungan antara stimulus dengan respon, asosiasi- asosiasi di buat antara kesan- kesan pengadaan dan dorongan-dorongan untuk di buat.
Thorndike dan S- R Bond  teorinya menyusun hukum- hukum belajar sebagai berikut:
1.Hukum Pengaruh (The law effech)
   Hubungan yang diperkuat dan diperlemah tergantung pada kepuasaan dan ketidaksenangan yang berkenaan dengan penggunaanya.
2. Hukum Latihan  (The law axerade)
    Atau prinsip use dan disuse. Apabila hubungan ini sering dilatih maka ia  
     akan menjadi kuat (fixed).
3. Hukum Kesedianaan/kesiapan (the law of readiness)
    Apabila suatu ikatan (Bond) siap untuk berbuat, perbuatan itu memberi   
    kepuasaan,begitu pun sebaliknya.

Prinsip- prinsip dari teori ini adalah:
1.      Siswa harus mampu membuat jawaban terhadap stimulus.
2.       Belajar di bombing dan diarahkan kesuatu kegiatan yang penting melalui sikap siswa itu sendiri.
3.      Suatu jawaban yang telah dipelajari dapat diperguanakan untik stimulasi lain.
4.      Jawaban terhadap situasi baru dapat apabila siswa melihat analogi terdahulu.
5.      siswa dapat merekreasikan efektif terhadap faktor- faktor yang esensial.

2. Belajar Menurut Psikologi Kognitif
            Teori kognitif berpijak pada 3 hal,yakity:
1.      Prantara sentral ( central intermediaries)
2.      Peryataan tentang apa yang dipelajari
3.      Pemahaman dalam pemecahan masalah
                                                  
Prinsip- prinsip Belajar Teori Kognitif:
1.      Gambar perceptual sesuai dengan masalah yang dipertunjukan kepada siswa adalah kondisi belajar yang penting.
2.      Organisasi pengetahuan harus merupakan sesuatu yang mendasar bagi guru dan perencanaan pendidikan.
3.      Belajar dengan pemahaman adalah lebih permanen dan lebih memungkinkan untuk ditrasfer di bandingkan dengan roe learning/ belajar dengan formula.
4.      Umpan balik kognitif mempertunjukan pengetahuan yang benar dan tepat dan mengoreksi kesalahan belajar.
5.      Penetapan tujuan penting sebagai motifasi belajar.
6.      Berfikir dengan devergen menuju ditemukanya pemecahan masalah atau keterciptaanya produk yang bernilai dan menyenangkan.

3. Belajar Menurut Psikologi Gestalt
Beberapa pokok yang harus mendapat perhatian lain:
1.      Timbulnya kelakuan yaitu berkat interaksi dan individu dan lingkungan dimana fakror yang telah dimiliki.
2.      Bahwa individu berada dalam keadaan keseimbangan dinamis.
3.      Mengutamakan segi pemahaman  (insight)
4.      Menekankan kepada adanya situasi sekarang, dimana individu menemikan dirinya
5.      Yang utama dan pertama adalah keseluruhan kegiatan hanya bermakna dalam kseluruhan itu.

Prinsip- prinsip Belajar Gestalt ( field Theory)
1.      Belajar dimulai dari suatu keseluruhan, keseluruhan yang menjadi permukaan baru menuju ke bagian-bagian.
2.      Keseluruhan memberikan makna kepada bagian-bagian, bagian- bagian terjadi dalam suatu keseluruhan.
3.      Individuasi bagian- bagian dari keseluruhan. Mula- mula anak melihat suatu kegiatan keseluruhan. Tetapi lambat laun dia mengadakan deferensiasi bagian- bagian itu dari keseluruhan menjadi bagian- bagian lebih kecil atau kesatuan yang lebih kecil.
4.      Anak belajar dengan menggunakan pemahaman tau insight. Pemahaman adalah kemampuan melihat hubungan-hubungan, antara berbagai faktor atau unsure dalam situasi yang problematic.

D. MENGAJAR DAN MENDIDIK
            “Mengajar” memberi pelajaran, misalnya: memberikan pelajaran matematika, bahasa, sejarah, dan lain- lain, agar siswa diajar dapat mengetahui dan paham tentang bahan yang di ajari tadi,
Sedangkan ” mendidik” memelihara dan memberikan latihan mengenai ahlak dan kecerdasan pikiran anak didik.
Menurut umum “mengajar” diartikan sebagai usaha guru untuk menyampaikan dan menanamkan pengetahuan kepada siswa / anak didik, jadi mengajar lebih cenderung kepada transfer of knowledge. Itulah mak “mengajar” harus sekaligus “mendidik” dan “mendidik” dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mengantarkan anak didik kearah kedewasaanya baik secara jasmani dan rohani.
Oleh karena itu “mendidik” dikatakan sebagai upaya pembinaan kepribadian sikap mental serta akhlak  anak didik/ siswa. Di bandingkan dengan pengertian mengajar maka pengertian mendidik lebih mendasar. Mendidik tidak hanya sekedar transfer of knowledge, tetapi juga transfer of  volues. “mendidik” di artikan lebih komprehensif, yaitu usaha membina anak didik. Secara utuh, baik mantra kognitif,pisikomotorik, maupun efektif, agar tumbuh menjadi manusia- manusia yang berkepribadian.
Berkaitan dengan soal pembentukan kepribadian anak didik, mendidik juga harus merupakn usaha pemberian tuntutan kepada anak didik untuk dapat berdiri sendiri dengan nama- nam kemanusiaan, yang sesuai dengan kpribadian bangsa, yakni pancasila. Untuk mengantarkan anak didik ke tingkat itu, memerlukan berbagai komponen- komponen dan komposisi dan proses, seperti kegiatan penyampaian materi pembelajaran, kegiatan motivasi, penanaman nilai- nilai yang sesuai dengan materi yang di butuhkan. Itulah maka “mendidik” harus merupakan usaha untuk memberikan motifasi kepada anak didik agar terjadi proses internalisasi nilai- nilai pada dirinya, sehingga kakn hadir suatu sikap baik.

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati,Dr dan Mudjiono,Drs. 2009. Belajar dan Pembelajaran .Jakarta : Rineka Cipta
Sardiman,A.M.1986.Interaksi dan Motivasi Belajar Mnegajar.Jakarta : Rajawali Pers
Hamalik, Oemar,Dr. 2010.  Kurikulumdan dan Pengembangan . Jakarta : Bumi Aksara


BAB II
MOTIVASI PEMBELAJARAN DAN BAHAN AJAR

A. PENGERTIAN MOTIVASI
Kata motif, dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, berawal dari kata mptif itu, motivasi dapat di artikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.
Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang di tandai dengan munculnya “feeling/perasaan”, dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Pengertian menurut Mc.Donald ini menggandung tiga elemen penting:
  1. Bahan motivasi itu menggawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motifasi akan membawa beberapa perubahan energi didalam system “nearop hysiological” yang ada pada organisme manusia.
  2. Motivasi di tandai dengan munculnya, rasa “feeling” afeksi seseorang dalam hal ini motifasi relevan dan persoalan- persoalan kejiwaan, efeksi dan emosi yang menentukan tingkah laku manusia.
  3. Motivasi akan di rangsang dengan adanya perubahan, motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetap kemunculannya karena terangsang / terdorong oleh ada unsur lain dalam hal ini adalah tujuan, yang menyangkut soal kebutuhan.
Motivasi dapat di katakan  serangkai usaha untuk menyediakan kondisi- kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan tidak melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Motivasi belajar adalah merupakan faktor fisikis yang bersifat non- intelektual. Perannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semanggat untuk belajar.
Persoalan motivasi, dapat juga di kaitkan dengan persoalan minat. Minat di artikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seorang melihat cir- ciri atau arti sementara situasi yang di hubungkan dengan keinginan- keinginan atau kebutuhan- kebutuhan sendiri. Menurut Bernard, minat timbul secara tiba- tiba / spontan, melainkan timbul akibat partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajara atau bekerja.

B. FUNGSI MOTIVASI DALAM BELAJAR
            Ada tiga fungsi motivasi yaitu:
  1. Mendorong manusia untuk berbuat, sebagai penggerak atau motor yang melepas energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap pekerjaan yang di lakukan.
  2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak di capai. Dengan demikian motifasi dapat memberi arah dan perbuatan/ kegiatan yang harus di kerjakan sesuai dengan rumusan tujuaan.
  3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan- perbuatan apa yang harus dilakukan / dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan tersebut, seseorang siswa akan dapat menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya dengan bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.

Motivasi juga berfungsi sebagi pendorong usaha dan pencapaian prestasi, seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motifasi, adanya motifasi yang baik dalam belajr akan menunjukan hasil yang baik, intensitas motifasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

C. MACAM- MACAM  MOTIVASI DAN CONTOH MOTIVASI
1.Motivasi di lihat dari dasar pembentukan
a.       Motif-motif bawaan
         Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang di bawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa di pelajari, motif- motif ini seringkali disebut motif- motif yang di isyaratkan oleh secara biologis, relevan dengan ini, maka Arden N. Frandsen memberi istilah jenis motif
Physiological drives
-                Contoh: Dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja, dan dorongan untuk istirahat.

b.      Motif - motif yang dipelajari
Maksud motif- motif yang timbul karena di pelajari. Motif- motif ini sering kali disebut dengan motif- motif yang di isyaratkan secara sosial. Frandsen mengistilahkan dengan affiliative needs. Manusia perlu mengembangkan sifat- sifat ramah, kooperatif, membina hubungan baik dengan sesama, apa lagi orang tua dan guru. Dalam kegiatan belajar mengajar, hal ini dapat membantu dalam usaha mencapai prestasi”.
-                Contoh: dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat.

Di samping itu frandsen, masih menambahkan jenis- jenis berikut ini:
a.       Cognitif motifes
Motif ini menunjukan gejala intrinsic, yakni menyangkut kepuasan individual, jenis motif seperti ini adalah sangat primer dalam kegiatan belajar di sekolah, terutama yang berkaitan dengan pengembangan intelektual.
b.      Self- expression ( ekspresi diri )
Penampilan diri adalah sebagian dari prilaku manusia, untuk ini memang di perlukan kreativitas, jadi dalam hal ini seseorang memiliki keinginan untuk aktivitas diri.
c.       Self- enhancement
Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. Dalam belajar dapat di ciptakan suasana kompetensi yang sehat bagi anak didik untuk mencapai suatu prestasi
2. Jenis motivasi menurut pembagian dari wood worth dan marquis:
a. Motif atau kebutuhan Organis
- Contoh: Kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, seksual, berbuat, dan kebutuhan untuk beristirahat.
b. Motif - motif darurat
 Motif jenis ini timbul karena rangsangan dari luar.
-                                  Contoh: Dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusahauntuk memburu.
c. Motif- motif objektif
Motif- motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif
-                                        Contoh: Menyangkut kebutuhan untuk melakukan aksporasi,  melakukan manifulasi, dan untuk menaruh minat
3.      Motivasi jasmaniah dan rohania
Yang termasuk motifasi jasmani seperti misalnya refleksi, insting otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohani adalah kemauan soal itu pada setiap diri manusia terbentuk melalui 4 momen:
a. Momen timbulnya alasan
 - contoh: seorang pemudah yang sedang giat berlatih olahraga untukmenghadapi suatu persone di sekolahanya, tetapi tiba- tiba di suruh ibunya untuk mengantar seorang tamu membeli tiket karena tamu itu mau kembali ke Jakarta. Si pemuda itu mau mengantarkan tamu tersebut.dalam hal ini pemuda tadi timbul alasan baru untuk melakukan sesuatu kegiatan (kegiatan menghantar). Alasan baru itu bisa karena untuk menghormati tamu atau keinginan untuk tidak mengecewakan ibunya.
b. Momen pilih
 Maksudnya dalam keadaan pada waktu ada alternative- alternative yang  
 mengakibatkan pasangan diantara alternative dan alasan- alasan itu.
 Kemudian seseorang menimbang- nimbang dari berbagai alternative
 untuk kemudian menentukan pilihan alternative yang akan di kerjakan.

c. Momen putusan
Dalam persaingan antara berbagai alasan, sudah barang tentu akan berakhir dengan pilihannya satu alternatif. Satu alternatif inilah yang menjadi pputusan untuk di kerjakan.
d. Momen terbentuknya kemauan
Kalau seseorang sudah menetapkan suatu keputusan untuk di kerjakan, timbulkanlah dorongan pada diri seseorang untuk bertindak, melaksanakan putusan itu.

4. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
a.  Motivasi Intrinsik
            Yang dimaksud mativasi intrinsik adalah motif- motif yang menjadi  aktif atau fungsinya menjadi tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu  sudah dorongan untuk melakukan sesuatu.
-          contoh: seorang siswa melakukan belajar, karena betul- betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya,secar konstruktif,tidak karena tujuan yang lain- lain.

         Intirnsic motivations are inherent in the learning situation and meet pupil- needs and purposes. Itulah sebabnya, motivasi intinsik dapat juga di katakana sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajarnya.
         Perlu diketahui bahwa siswa yang memilki motivasi intrinsic akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam biadang tertentu.
b. Motivasi Ekstrinsik
 Motivasi ekstrinsik adalah motif- motif yang aktif dalam fungsinya karena  
 adanya perangsang dari luar.
-          contoh: seseorang itu belajar, karena tahu bahwa besok pagi- paginya akan ujian dengan harapan dapat nilai baiak,sehingga akan di puji oleh pacarnya,atau temannya.

Jadi, kalau di lihat dari segi tujuan kegiatan yang di lakukannya, tidak secara lansung bergayut dengan esensi apa yang di lakukanya itu, oleh karena itu, motivasi ekstrinsik juga dapat di katakan sebagai bentuk motifasi yang di dalam aktifitasnya belajar di mulai,dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secar mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar motivasi ekstrinsik masih tetap penting, sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah- ubah,dan juga mungkin komponen- komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik dari siswa,sehingga diperlukan motifasi ekstrinsik.

D. JENIS- JENIS AKTIVITAS DALAM BELAJAR
         Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar, dengan demikian, disekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas. Paul B. Diedrich membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang di antaranya dapat di golongkan sebagai berikut:
-          Visual activities, yang termasuk didalamnya, misal: membaca, memperhatikan gambar demontrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
-          Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, intruksi.
-          Listening activities, seperti: mendengarkan, uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.
-          Writing activities, seperti: menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.
-          Drawing activities, seperti: menggambar membuat grafik, peta, diagram.
-          Motor activities, seperti: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model meresparasi, bermain,berkebun, berternak.
-          Mental activities, seperti: menanggapi, menggingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
-          Emotional activitas,seperti: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, gugup, tenang.

DAFTAR PUSTAKA
Sardiman .A .M.1986.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta : Rajawali Pers


BAB III
MEDIA PEMBELAJARAN DAN BAHAN AJAR

A.    MEDIA CETAK
Media cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses pencetakan atau printing atau offset. Media bahan cetak ini menyediakan pesannya melalui huruf dan gambar-gambar yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas pesan atau informasi yang disajikan.
Jenis-jenis bahan cetak ini antara lain, sebagai berikut :
a)      Buku teks, yaitu nuku tentang suatu bidang studi atau ilmu tertentu yang disusun untuk memudahkan para guru dan siswa dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Penyusunan buku teks ini di sesuaikan dengan urutan ( sequence), dan ruang lingkup (scope) GBPP tiap bidang studi tertentu
b)      Modul, yaitu suatu paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu dan didesain sedemikian rupa guna kepentingan belajar siswa, satu paket modul biasanya memiliki komponen petunjuk guru, lembar kegiatan siswa, lembar kerja siswa, kunci lembaran kerja, lembaran tes, dan kunci lembaran tes
c)      Bahan pengakaran terprogram, yaitu paket program pengajaran individual, hampir sama dengan modul, perbedaanya dengan modul yaitu bahan pengajar terprogram ini di susun dalam topic-topik kecil dalam setiap bingkai atau halamannya. Satu bingkai biasannya berisi suatu informasi yang merupakan bahan ajaran, dan kebalikan atau respons dari pertanyaan bingkai lain.

Media cetak memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan, yaitu :
a)      Kelebihan nedia cetak yaitu :
1.      dapat menyajikan pesan atau informasi dalam jumlah yang banyak
2.      pesan atau informasi dapat dipelajari oleh siswa sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kecepatan masing-masing siswa
3.      dapat dipalajari kapan dan dimana saja karena mudah di bawa
4.      akan lebih menarik aapabila dilengkapi dengan gambar dan warna
5.      perbaikan atau revisi mudak dilakukan
b)      kelemahan media cetak yaitu :
1.      proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama
2.      bahan cetak yang tebal mungkin dapat membosankan dan mematikan minat siswa untuk membacannya
3.      apabila jilid dan kertasnya kelek, bahan cetak akan udah rusak dan sobek.

B. MEDIA AUDIOVISUAL
Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsure suara dan unsure gambar. Media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi dua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi lagi yaitu :
a)      Audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam,seperti gambar bingkai suaru ( sound slides), film rangkai suara, dan cetak suara
b)      Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan suara dan gambar yang bergerak, seperti film suara dan video-cassitte. 
Pembagian yang lain dalam media audiovisual, yaitu :
a)      Audiovisual yang murni, yaitu baik unsure gambar maupun unsir suara berasal dari suatu sumber seperti film video-cassette, dan
b)      Audiovisual yang tidak murni, yaitu yang unsure suara dan unsure ganbarnya berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsure gambarnya bersumber dari slides proyektor, dan suarannya dari tape recorder
Media audiovisual mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan, yakni :
a)      Kelebihan media audiovisual :
1.      dapat nenarik prhatian siswa dalam belajar
2.      dapat mwnimbulkan bakat dalam hal menggambar dan menajikan suara yang diinginkan
3.      siswa dapat emillih bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhanya
4.      dapat mengandung suatu pesan atau informasi dari media yang di sajikan
b. ) kelemahan media audiovisual :
1.      apabila tidak mempunyai alat yang dibutuhkan dalam penyajiannya maka akan sulit diperankan atau dijelaskan
2.      bagi siswa yang mempunyai emampuan yang kurang maka ia akan sulit mengerti pelajaran yang dijelaskan

C.   MEDIA BERBASIS KOMPUTER
Komputer adalah suatu alat yang dapat menerima data dan informasi, melaksanakan prosedur pemrosesan terhadap informasi tersebut dan menghasilkan informasi yang baru sebagai  hasil pemrosesan dari informasi yang masuk. Proses pengolahan data dan informasi itu disebut siklus pengolahan data (data processing unit) yaitu input, processing dan output (Hamalik,1985: 65).   Manfaat komputer dalam pengajaran:
1)      Dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beraneka ragam. Alat ini dapat disiapkan untuk menyajikan pokok-pokok materi satu persatu secara berurutan dan mulai dari hal-hal yang aneh ke hal-hal yang biasa terjadi dalam kehidupan.
2)      Dapat memperluas wawasan siswa.
3)      Dapat menciptakan peristiwa-peristiwa yang tidak mungkin dilihat mata.

Latuheru (1988:118) menerangkan bahwa ada berbagai cara belajar melalui komputer, diantaranya adalah:
1.      Tutorial melalui komputer. Tutorial adalah proses pembelajaran yang diberikan kepada siswa oleh guru yang ahli dalam suatu bidang.
2.      Praktek dan latihan kecakapan-kecakapan yang dimiliki seseorang diperoleh melalui adanya pelaksanaan praktek dari berbagai kegiatan secara langsung.
3.      Demontrasi penyajian materi pembelajaran dengan menggunakan komputer akan memudahkan siswa untuk memahami berbagai proses dan konsep.

Beberapa keuntungan menggunakan komputer dalam pengajaran, seperti diungkapkan oleh Sudjana dan Rivai (1989: 137) yaitu:
a.       Cara kerja baru menggunakan komputer, akan membangkitkan motivasi kepada siswa untuk belajar.
b.      Warna, musik dan grafis animasi dapat menambah kesan realisme dapat merangsang untuk mengadakan latihan, kegiatan laboratorium, simulasi dan sebagainya.
c.       Respon pribadi yang cepat dalam kegiatan belajar siswa akan menghasilkan penguatan yang tinggi.
d.      Kemampuan memori memungkinkan penampilan siswa yang telah lampau direkam dan dipakai dalam merencanakan langkah-langkah selanjutnya dikemudian hari.
e.       Kesabaran, kebiasaan pribadi yang diprogram melengkapi suasana sikap yang lebih positif, terutama berguna sekali untuk siswa yang lamban.
f.       Rentang pengawasan guru diperlebar sejalan dengan reformasi yang disajikan dengan mudah yang diatur oleh guru dan membantu pengawasan lebih dekat kepada kontak langsung dengan para siswa.

Sementara itu, Arsyad (2003:54) mengemukakan beberapa kekuatan komputer yang digunakan untuk tujuan-tujuan pendidikan sebagai berikut:
1)      Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran, karena ia dapat memberikan iklim yang lebih bersifat afektif dengan cara yang lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan , sangat sabar dalam menjalankan instruksi, seperti yang diinginkan program yang digunakan.
2)      Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan, melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi karena tersedianya animasi grafik, warna, dan musik yang dapat menambah realisme.
3)      Kendali berada ditangan siswa sehingga tingkat kecepatan belajar siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya.
4)      Kemampuan merekam aktivitas siswa selama menggunakan suatu program pengajaran memberi kesempatan lebih baik untuk pembelajaran secara perseorangan dan perkembangan setiap siswa selalu dapat dipantau.

·         Ciri-ciri Media Berbasis Komputer
a.       Dapat digunakan secara acak, non sekuensial, atau secara linier
b.      Dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa atau perancangnya.
c.       Umunya gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan kata, simbol, dan grafik.
d.      Untuk mengembangkannya, digunakan prinsip-prinsip kognitif.
e.       Pembelajaran dapat berorientasi pada siswa dan melibatkan interaktivitas siswa.

·         Komputer dalam Kegiatan Pembelajaran
Untuk tujuan kognitif yaitu komputer dapat mengajarkan konsep-konsep aturan, prinsip, langkah-langkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks. Komputer juga dapat menjelaskan konsep tersebut dengan sederhana dengan menggabungkan visual dan audio yang dianimasikan, sehingga cocok untuk kegiatan pembelajaran mandiri.
Untuk tujuan psikomotor yaitu dengan bentuk pembelajaran yang dikemas dalam bentuk games dan simulasi yang sangat bagus untuk menciptakan kondisi dunia kerja. Sedangkan untuk tujuan afektif yaitu bila program didesain secara tepat yang isinya dapat menggugah perasaan,
pembelajaran sikap atau afektif pun dapat dilakukan menggunakan media komputer.

·         Komputer Multimedia
Komputer multimedia merupakan satu kesatuan sistem dari suatu perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan perlengkapan penunjang lainnya. Media ini mempunyai karakteristik dan batasan yang sangat luas karena ia mampu berfungsi sebagai media audio maupun media visual. Keunggulan lainnya adalah bahwa media ini mampu dihubungkan dengan hampir semua peralatan berteknologi digital, misalnya dihubungkan dengan satelit untuk melakukan komunikasi jarak jauh, atau dapat dihubungkan dengan sensor panas dan asap untuk member sinyal kebakaran. Selain itu juga dapat digunakan oleh ibu rumah tangga untuk memesan keperluan rumah tangga dan membayar tagihan listrik atau telepon, hingga dapat dimanfaatkan oleh astronot untuk mengatur pendaratan pada ekspedisi ruang angkasa tanpa awak keplanet lain.
Komputer  multimedia sangat relevan, guru dapat memanfaatkannya dalam dua model. Model yang pertama sebagai alat keperluan-keperluan asistensi pengajaran yang dikenal dengan  istilah Computer Asisted Instructional (CAI). Pada model ini mahasiswa langsung berinteraksi dengan computer, mahasiswa dapat bereksplorasi keseluruh program yang disediakan dan memanfatkan sebagai media pembelajaran tanpa perantara dosen. Model yang kedua adalah sebagai alat untuk keperluan manajemen pengajaran yang dikenal dengan istilah Computer Management Instructional (CMI). Dalam hal ini, guru dapat memanfaatkan komputer untuk mengelola informasi mengenai kemajuan siswa dan pemilihan sumber belajar agar tetap berada pada jalur yang telah ditentukan dan mengendalikan pelajaran perindividu meskipun dalam jumlah yang besar.

DAFTAR PUSTAKA

Susilana,Rudi,M.Si : Drs dan Riyana Cepi, M.Pd.2007.Media Pembelajaran.Bandung:Wacana Prima

Djaramah.Syaipul Bachri.Drs dan Zain, Aswan.Drs.1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Asdi Mahasetya

Weda,Meda.2009.Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer.Jakarta:Bumi Aksara




BAB IV
KURIKULUM

A. PENGERTIAN KURIKULUM

Kurikulum berasal dari bahasa latin yang kata dasarnya adalah currere, yang berarti lapangan perlombaan lari. Dalam lapangan pendidikan pengertian tersebut di jabatan bahwa bahan belajar sudah di tentukan secara pasti, dari mana mulai diajarkannya dan kapan diakhiri, dan bagaimana cara untuk menguasai bahan agar dapat mencapai gelar. Kurikulum mengambil bahan ajat dan berbagai pengalaman belajar, pada waktu sekarang, masa lampaum dan waktu yang akan datang.
Jadi, kurikulum merupakan program pendidikan bukan program pengajaran, yaitu program yang direncanakan, diprogramkan, dan dirancangkan yang berisi berbagai bahan ajar, dan pengalaman belajar baik yang berasal dari waktu yang lalu, sekarang maupun yang akan datang, yang disusun secara sistemayik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga pendidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.

B. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KURIKULUM
Menurut Robert S.Zain dalam bukunya : Curriculum Principles and Foundation, berbagai model pengembangan kurikulum secara garis besar di utarakan sebagai berikut :
  1. Model Administratif
Model Administratif diistilahkan juga dengan model garis staf atau top down, dari atas ke bawah.
Pengembangan kurikulum model ini dapat di laksanakan sebagai berikut :
a.       Atasan membentuk tim yang terdiri atas para pejabat teras yang berwenang (prngawas pemdidikan, kepsek, dan pengajar inti)
b.      Tim merencanakan konsep rumusan tujuan umum, dan tujuan falsafah.
c.       Di bentuk beberapa kelompok yang anggotanya terdiri atas para spesialis kurikulum dan staf pengajar yang bertugas untuk merumuskan tujuan khusus, GBPP, dan kegiatan belajar.
d.      Hasil kerja dari 3 direvisi oleh tim atas dasar pengalaman atau hasil dari try out.
e.       Setelah try out yang dilakukan oleh beberapa kepala sekolah, dan telah direvisi seperlunya, baru kurikulum tersebut di implementasikan.

  1. Model dari Bawah ( Grass-Roots)
Langkah-langkah pelaksanaanya yaitu:
a.       Inisiatif pengembangan datangnya dari bawah (para pengajar)
b.      Tim pengajar dari beberapa sekolah ditambah narasumber lain dari orang tua peserta didik atau masyarakat luas yang relevan.
c.       Pihak atasan memberikan bimbingan dan dorongan.
d.      Untuk pemantapan konsep pengembangan yang telah dirintisnya diadakan lokakarya untuk input yang diperlukan.

  1. Model Demonstrasi
Langkah-langkah pelaksanaanya yaitu:
a.       Staf pengajar pada suatu sekolah menentukan suatu ide pengembangan dan ternyata hasilnya di nilai baik
b.      Kemudian hasilnya disebarkanluaskan di sekolah sekitan.

  1. Model Beauchamp
Model ini di kembangkan oleh G.A.Beuachamp (1964), langkah-langkah pelaksanaanya yaitu :
a.       Suatu gagasan pengem,abngan kurikulum yang telah dilaksanakan di kelas, di perluas disekolah, di sebarluaskan di sekolah-sekolah di daerah tertentu, baik bersekalah regional maupun rasional yang disebut arena.
b.      Membentuk tim pengembangan yang terdiri atas ahl kurikulum, para ekspert, staf pengajar, petugas bimbingan dan narasumber lain.
c.       Tim penyusun tujuan pengajaran, materi, dan pelaksanaanproses belajar mengajar. Untuk tugas tersebut perlu dibentuk : dewan kurikulum sebagai coordinator yang bertugas juga sebagai penilai pelaksanaan kurikulum. Memilih materi pelajaran baru, menentukan berbagai kriteria  untuk memilih kurikulum mana yang akan dipakai dan menulis kurikulum yang akan dikembangkan.
d.      Melaksanakan kurikulum di sekolah
e.       Mengevaluasi kurikulum yang berlaku

  1. Model Terbalik Hilda Taba
Model ini dikembangkan atas dasar induktif yang disebut model terbalik, karena biasanya pengembangan kurikulum didahului oelh konsep-konsep yang datangnya dari secara deduktif. Langkah-langkah pelahsanaanya :
a.       Mendiagnosis kebutuhan, merumuskan tujuan, menentukanmateri, menentukan penilaian, memerlukan antara luas dan dalamnya bahan, kemudian di susunlah suatu unit kurikulum.
b.      Mengadakan  Try Out dan kurikulum.
c.       Menyusun kerangka kerja teori.
d.      Mengemukakan adanya kurikulum baru yang disesiminasikan.

  1. Model Hubungan Interpersonal Rogers
Kurikulum ini dikembangkan hendaknya dapat mengembangkan individu secara fleksibel terhadap perubahan-perubahan dengan cara melatih diri berkomunikasi secara interpersonal, langkah-langkah pelaksanannya :
a.       Diadakannya kelompok untuk dapat melakukan hubungan interpersonal.
b.      Dalam satu minggu, peserta mengadakan saling tukar pengalaman di bawah staf pimpinan pengajar.
c.       Diadakan pertemuan dengan masyarakat yang lebih luas lagi dengan masyarakat / sekolah, sehingga hubungan antar interpersonal lebih sempurna, yaitu hubungan guru dengan peserta didik, siswa dengan siswa dalam suasana akrab,
d.      Selanjutnya, pertemuan diadakan dengan mengikutsertakan anggota yang lebih luas lagi, yaitu para pegawai administrasi dan orang tua siswa, dalam situasi ini diharapkan masing-masing person akan saling menghayati dan lebih akrab, sehingga memudahkan berbagai pemecahan problem seolah yang dihadapi.

  1. Model Action Research yang Sistematis
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum yaitu adanya hubungan antar manusia. Keadaan organisasi sekolah, situasi masyarakat, dan otoritas ilmu pengetahuan. Langkah-langkah pelaksanaanya :
a.       Dirasa adanya problem proses belajar mengajar disekolah yang perlu diteliti.
b.      Mencari sebab-sebab terjadinya problem dan sekaligus dicari pemecahannya, kemudian menentukan putusan apa yang perlu diambil.
c.       Melaksanakan putusan yang telah diambil.
                            

DAFTAR PUSTAKA

Dakir , H. Prof ; Drs. 2010. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta



BAB V
STRATEGI PEMBELAJARAN

A.HAKEKAT STRATEGI PEMBELAJARAN
         Belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi dalam diri seseorang setelah berakhinya melakukan aktivitas belajar, srategi pembelajaran merupakan cara- cara yang dilakukan untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Jadi, hakekat srategi pembelajaran merupakan suatu proses perubahan dari dalam diri seseorang setelah berakhirnya aktivitas belajar/ pembelajaran untuk menghasilkan hasil pembelajaran yang brbeda.
Dalam kegiatan pembelajaran, anak adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Inti dari proses pengajaran tidak lain adalah anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran akan dapat tercapai jika anak didik berusaha secara efektif untuk mencapainya. Keaktifan anak meliputi diantara dari segi fisik dan kejiwaanya.

B.STRATEGI EKSPOSITORI
         Srategi pembelajaran ekspositori ini menekan kan pada proses bertutur, materi pembelajaran segaja diberikan secara langsung. Peran siswa dalam srategi ini adalah menyimak untuk menguasai materi pembelajaran yang di sampaikan oleh guru.
Aliran pisikologi yang sangat mempengaruhi SPE adalah aliran pembelajran Behavioristik, yaitu lebih menekan kan pada pemahaman bahwa prilaku siswa pada dasarnya keterkaitan antara stimulus dan respon. Oleh karena itu, dalam implementasinya peran guru sebagai pemberi stimulus merupakan faktor yang sangat penting dalam strategi pembelajaran ini.

1.Konsep Strategi Pembelajaran Ekspositori
Roy Killen (1998) menanamkan setrategi ini dengan istila strategi pembelajaran langsung  (direc instruction). Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu, tetapi seakan-akan materi tersebut sudah jadi, oleh karena itu, SPE ini lebih menekan kan pada proses bertutur. Maka strategi ini juga di namakan dengan istilah “Chalk and Talk”

Terdapat beberapa karakteristik dalam strategi pembelajaran ekspositori:
  1. Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pembelajaran secara verbal.
  2. Biasanya strategi bembelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data-data,fakta- fakta, dan konsep- konsep.
  3. Tujuan utama pembelajaran adalah pengguasaan materi pelajaran itu sendiri.

2. Prinsip- prinsip penggunaan StrategiPembelajaran Ekspositori
            Yang harus diperhatiakan seorang guru dalam SPE adalah:
a.Berorientasi pada Tujuan
Walaupun penyampaian materi pembelajaran merupan cirri utama dalam strategi pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah,namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran, justru tujuan itilah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan strategi.
b.Prinsip Komonikasi
Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai prinsip/ proses komunikasi , yang menunjukan pada penyampaian pesan, dari seseorang pada seseorang/ kelompok orang, pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah materi pembelajran yang di organisir dan disusun dengan tujuan tertentu, system komunikasi dikatakan efektif manakala pesan yang disampaikan dapat diterimah baik oleh penerimah pesan,begitu pun sebaliknya.
c.Prinsip Kesiapan
Dalam teori belajar Koneksionisme “kesiapan” merupakan salah satu hukum belajr, intinya adalh bahwa individu akan merespon dengan cepat dari setiap stimulus manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan. Begitupun sebaliknya,oleh karena itu  agar siswa dapat menerima informasi yang diberikan. Terlebih dahulu kita harus memosisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik maupun fisikis untuk menerima pelajaran.
d.Prinsip Berkelanjutan
Strategi pembelajran ekspositori yang berhasil adalah manakala proses penyampaian membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan (disiquabium) sehingga mendoring mereka untuk mencari dan menemukan/ menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.

3.Beberapa langka dalam penerapan strategi ekspositori
a.Persiapan (Preparation)
            Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan persiapan,adalah:
1.      Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif
2.      Membangkitkan motifasi dan minat siswa untuk belajar
3.      Merangsang dan menggugahrasa ingin tahu siswa,dan
4.      Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang berbeda.

Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langka persiapan,yaitu:
1.      Memberikan sugesti yang pasif dan hindari sugesti yang negative
2.      Muailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai
3.      Bukalah file dalam otak siswa

b.Penyajian (presentation)
yaitu langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang dilakukan. Yang harus di perhatikan oleh guru dalam penyajian ini adalah bagaimana agar materi  pelajaran dapat mudah di tangkap dan di pahami siswa, oleh sebab itu, ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam pelaksaan langkah ini,yaitu:
1.      Penggunaan bahasa
2.      Intonasi suara
3.      Menjaga kontak mata dengan siswa
4.      Menggunakan joke- joke yang menyegarkan

c.Korelasi ( correlaton)
yaitu menghubungkan materi pembelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal- hal yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitan dengan struktur pengetahuan yang dimilikinya.

d.Menyimpulkan ( generation)
yaitu tahap untuk memahami inti (core) dari materi pelajaran yang telah disajikan. Dengan langkah menyimpulkan siswa akan dapat menggambil inti sari dari proses penyajian. Cara menyimpulkan, yaitu:
1.      Mengulang kembali inti- inti materi yang menjadi pokok permasalahan
2.      Memberikan beberapa pertayaan yang relevan dengan materi pembelajaran
3.      Dengan maping melalui pemetaan keterkaitan antara pokok- pokok materi.

e.Menggaplikasikan ( Aplikation)
yaitu langkah untuk ujuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak pelajaran yang telah di jelaskan guru. Langkah- langkah yang dilakukan dalam menggaplikasikan yaitu:
1.      Membuat tugas yang relevan dengan materi yang disajikan
2.      Dengan memberikan tes- tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.
4. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Ekspositori
1.Keunggulan:
a.       Guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran,dengan demikian ia,dapat mengetahui sejauh mana siswa mengetahui materi pelajaran yang disampaikan.
b.      Strategi ini dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, tetapi waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
c.       Selain siswa dapat mendengar melalui penuturan tentang suatu materi pelajaran, siswa juga dapat melihat dan mengobsepasi
d.      Strategi pelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa ysng banyak dan digunakan untuk ukuran kertas yang luas.

2. Kelemahan
a.       Strategi ini hanya dapat di gunakan /  dilakukan oleh siswa yang      memiiliki kemampuan mendengar dan menyiamak secara baik.
b.      Strategi ini tidak dapat melayani perbedaan setiap individu baik kemampuan, pengetahuan, minat, bakat, dan gaya belajar
c.       Karena strategi ini lebih banyak ceramah,maka siswa akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kamampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berfikir kritis.
d.      Keberhasilanya sangat tergantung pada apa yang dimiliki guru
e.       Strategi ini lebih banyak satu arah (one way communication), maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa aakan materi pembelajaran akan sangat terbatas pula, dan pengetahuan juga akan terbtas pada apa yang akan diberikan guru.

C. STRATEGI INQUIRY
            Strategi pembelajaran inquiry adalah pembelajaran mencari dan menemukan sendiri dalam system belajar mengajar ini guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk final, tetapi anak didik akan di beriakn peluang untuk mencari dan menemukanya sendiri dengan menggunakan teknik pendekatan pemecahan masalah. Model inquiry tercipta melalui komprontasi intlektual, dimana siswa dihadapkan pada situasi yang aneh dan mereka mulai bertanya-tanya tentang hal tersebut.dikarenakan tujuan akhir model ini adalah pembentukan pengetahuan baru, maka siswa dihadapkan pada sustu yang memungkinkan untuk diselidiki dengan lebih cermat ( joice and well, 1986).
Menurut suhiman kesadaran siswa terhadap proses inquiry dapat ditingkatkan sehingga mereka dapat di ajarkan pada siswa prosedur pemecahan masalah secara ilmiah, selain itu,dapat diajarkan pada siswa bahwa segala pengetahuan itu bersifat sementara, dan dapat berubah- rubah dengan munculnya teory- teory baru. Oleh karena itu, siswa harus disadarkan bahwa pendapat orang lain dapat memperkaya pengetahuan yang dimilikinya.
1.Tahap Pembelajaran Strategi Inquiry
Menurut Joice and weil ( 1986:61) Strategi pembelajaran inquiry secara umum terbagi atas lima tahap,yaitu:
a)      Penyajian masalah (confrontation with problem)
                        Dalam hal ini pengajar menyajikan suatu masalah atau menerangkan prosedur inqury pada siswa, bentuk maslah perlu di tingkatkan sesuai dengan tingkat pengetahuan siswa, dalam hal ini yang penting adalah bahwa masalah itu berisi suatu kejadian/ problem yang dapat merangsang aktivitas intelektual siswa.
b)      Pengumpulan data Verifikasi (data gathering- verification)
Dalam tahap ini siswa didorong untuk mau berusaha menggumpulkan informasi mengenai kejadian yang mereka lihat atau alami.
c)      Pengumpulan data Eksperimentasi (data gathering- eksperimentation)
                        Tahap eksperimentasi mempunyai dua tugas,yaitu:
1.      Eksploitasi yaitu siswa mengguba beberapa hal untuk melihat hal akan terjadi
2.      Uji langsung yaitu siswa melakukan penyajian secara langsung
            Dalam tahap verifikasi siswa dapat bertanya menggenai beberapa hal yang berhubungan dengan kejadian yang mereka lihat / rasakan,yaitu:
1.      Objek: sifat atau identitas suatu abjek
2.      Kejadian: sifat atau sebab terjadinya
3.      Keadaan: keadaan suatu objek atau system pada saat tertentu
4.      sifat: sifat/ karakteristik suatu ibjek pada keadaan tertentu untuk mendapatkan informasi baru yang membantu pembentukan suatu teori.
d)  Organisasi data dan formulasi kesimpulan (Organizing, Formulating, Explanation)
                        Ditahap ini siswa mengkoordinasikan dan mengganalisis data untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat menjawab maslah yang telah di sajikan.
e). Analisis proses inqury (Analisi of the inqury procces)
                        Ditahap ini siswa diminta untuk menganalisi pada inqury yang telah mereka yang jalani, yaitu dengan menentukan pertanyaan mana yang paling produktif (menghasilkan data yang paling relevan), atau tipe informasi yang sbenarnya mereka butuhkan,tetapi tidak mereka dapatkan. Tahap ini penting untuk memperbaiki proses inqury itu sendiri.

2.Penerapan di dalam kelas
Secara operasional kegiatan guru dan siswa selam proses pembelajran yaitu sebagai berikut:
No
Tahap Pembelajaran
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
1.




2.








3.










4.






5.
Penyajian masalah




Pengumpulan data verifikasi







Pengumpulan data Eksperimen









Organisasi data dan formulasi kesimpulan





Analisis proses inquiry
Menyajikan dan menjelaskan permaslahan


Membimbing siswa untuk mengumpulkan informasi data,mentabulisme data, dan mengklasifikasi data



Membimbing siswa melakukan eksperimen, mengatur data atau variabel, mengamati perubahan yang terjadi,data interasi antar siswa




Membimbing siswa melakukan penataan data membuat kesimpulan



Membimbing siswa memahami pola-pola penemuan menganalisis tahap- tahap inqury dan melihat permasalahan/  kelemahan


Memahami dan mencermati permasalahan dari berbagai aspek

Melakukan pengumpulan informasi / data, mentabulasi data, dan mengklasifikasikan data sesuai dengan permasalahan

Melakukan eksperimen, pengaturan data/ mengontrol variabel,mencatat dan menganalisis hasil eksperimen, dan bekerja sama dengan anggota kelompok

Melakukan penataan data terhadap hasil eksperimen / uji coba dan membuat kesimpulan

Memahami pola- pola penemuan yang telah dilakukan, mengganalisis tahap- tahap inqury dan menganalisis kesalahan yang mungkin terjadi


            Pendekatan belajar mengajar ini sangat cocok untuk materi pelajaran yang bersifat kognitif,kelemahannya memakan waktu yang cukup banyak,dan kalu kurang terarah akan menjurus kepada kekacauan dan kekaburan atas materi yang sedang di pelajari.

D. CONTEXTUAL TEACHING LEARNIMG
Contextual Teaching Learning merupakan proses pembelajaran yang homistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari sehingga siswa memiliki pengetahuan atau keterampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.
CTL disebut pendidikan konstextual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dalam mendorong membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan peranan dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat yang rasional
Tugas guru dalam pembelajaran kontekstual adalah membantu siswa dalam mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih berurusan dengan trategi daripada memberi informasi. Guru hanya megelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan suatu yang baru bagi siswa. Proses belajar mengajar lebih diwarnai Student centered daripada teacher centered.
Menurut Depdiknas guru harus melaksanakan beberapa hal sebagai berikut:
  1. Mengkaji konsep atau teori yang akan dipelajari oleh siswa .
  2. Memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa melalui proses pengkajian secara seksama.
  3. Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa yang selanjutnya memilih dan mengkaiykan dengan konsep atau teori yang akan dibahas dalam pembelajaran kontekstual.
  4. Merancang pengajaran dengan mengkaitkan konsep atau teori yang dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman yang dimiliki siswa dan lingkungan hidup mereka.
  5. Melaksanakan penilaian terhadap pemahaman siswa, dimana hasilnya nanti dijadikan bahan refeksi terhadap rencana pemebelajaran dan pelaksanaannya.
Menurut Blanchard, ciri-ciri kontekstual:
  1. Menekankan pada pentingnya pemecahan masalah.
  2. Kegiatan belajar dilakukan dalam  berbagai konteks
  3. Kegiatan belajar dipantau dan diarahkan  agar siswa dapat belajar mandiri.
  4. Mendorong siswa untuk belajar dengan temannya dalam kelompok atau secara mandiri.
  5. Pelajaran menekankan pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda.
  6. Menggunakan penilaian otentik
Pendekatan CTL memiliki tujuh sskomponen utama, yaitu :
1.      konstruktivisme (constructivism),
2.      menemukan (Inquiry),
3.      bertanya (Questioning),
4.      masyarakat-belajar (Learning Community),
5.      pemodelan (modeling),
6.      refleksi (reflection), dan
7.      penilaian yang sebenarnya (Authentic)



DAFTAR PUSTAKA

Djaramah, Syaiful Bachri, Drs dan Zian, Aswan, Drs. 1995. Strategi Belajar Mnegajar. Jakarta : Asdi Mahasetya









Read More ->>
Diberdayakan oleh Blogger.