BAB I
HAKEKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
A. MAKNA BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Belajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif.
Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik.
Interaksi ini bernilai edukatif di karenakan kegiatan belajar yang dilakukan,
diarahkan untuk melakukan/ mencapai tujuan tertentu yang telah di dirumuskan
sebelim pelajaran di lakukan. Guru dengan sadar melakukan kegiatan pengajaranya
secara sistematis. Dengan memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan pengajaran.
Pembelajaran bearti upaya membelajarkan siswa,
penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajaran sangat perlu dilakukan karena
untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang
optimal atau sesuai dengan keinginan.
B.TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Tujuan adalah suatu cita- cita yang ingin di capai
dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu program yang diprogramkan tampa tujuan, karena hal
itu adalah suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan kearah mana
kegiatan itu akan di capai.
Tujuan belajar dan pembelajaran, menurut Taksonomi
Bloom, secara teoritis di bagi atas 3 kategori,yakitu:
a. Tujuan pembelajaran ranah Kognitif
Yaitu suatu tujuan yang ingin dicapai setelah
berakhirya suatu aktivitas
belajar, sesuai dengan kemampuan otak yang
dimiliki siswa, sehingga
mereka
dapat berfikir secara teoritis / logis dan sitematis dalam melakukan
suatu hal
atau kegiatan maupun tindakan.
b. Tujuan pembelajaran ranah Afektif
Yaitu
suatu tujuan pembelajaran yang ingin di capai setelah sikap dan tingka lakuyang
ada pada diri siswa dapat terjadi perubahan. Sehingga mereka dapat diterima di
dalam lingkungan tempat tinggal mereka.
c. Tujuan pembelajaran ranah Pisikomotorik
Yaitu
suatu tujuan yang akan di capai siswa apabila di dalam proses pembelajaran
mengalami suatu kegiatan yang memerluka tenaga atau energi dalam kegiatan. Misalnya
dalam pelajaran olaraga, dengan demikian siswa dapat memanfaatkanilmu yang
dimilikinyadari pelajaran tersebut untuk kesehatan tubuhnya. Baik untuk
kesehatan jasmani maupun untuk kesehatan rohani. Dan juga dapat mengajak
masyarakat yang ada disekitarnya untuk melakukan hal yang sama denganya. Supaya
semuanya sehat dan juga ilmu yang dimilikinyadapat bermanfaat.
C. TEORI DALAM BELAJAR
1. Teori conectionisme dan hukum-
hukum Belajar
Teori ini mempunyai dokrin pokok, yakni hubungan
antara stimulus dengan respon, asosiasi- asosiasi di buat antara kesan- kesan
pengadaan dan dorongan-dorongan untuk di buat.
Thorndike dan S- R Bond teorinya menyusun hukum- hukum belajar
sebagai berikut:
1.Hukum Pengaruh (The law effech)
Hubungan yang
diperkuat dan diperlemah tergantung pada kepuasaan dan ketidaksenangan yang
berkenaan dengan penggunaanya.
2. Hukum Latihan
(The law axerade)
Atau prinsip use dan disuse. Apabila
hubungan ini sering dilatih maka ia
akan
menjadi kuat (fixed).
3. Hukum Kesedianaan/kesiapan (the law of readiness)
Apabila
suatu ikatan (Bond) siap untuk berbuat, perbuatan itu memberi
kepuasaan,begitu
pun sebaliknya.
Prinsip- prinsip dari teori ini
adalah:
1.
Siswa harus mampu membuat jawaban terhadap stimulus.
2.
Belajar di
bombing dan diarahkan kesuatu kegiatan yang penting melalui sikap siswa itu
sendiri.
3.
Suatu jawaban yang telah dipelajari dapat diperguanakan
untik stimulasi lain.
4.
Jawaban terhadap situasi baru dapat apabila siswa
melihat analogi terdahulu.
5.
siswa dapat merekreasikan efektif terhadap faktor-
faktor yang esensial.
2. Belajar Menurut Psikologi
Kognitif
Teori
kognitif berpijak pada 3 hal,yakity:
1.
Prantara sentral ( central intermediaries)
2.
Peryataan tentang apa yang dipelajari
3.
Pemahaman dalam pemecahan masalah
Prinsip- prinsip Belajar Teori
Kognitif:
1.
Gambar perceptual sesuai dengan masalah yang
dipertunjukan kepada siswa adalah kondisi belajar yang penting.
2.
Organisasi pengetahuan harus merupakan sesuatu yang
mendasar bagi guru dan perencanaan pendidikan.
3.
Belajar dengan pemahaman adalah lebih permanen dan
lebih memungkinkan untuk ditrasfer di bandingkan dengan roe learning/ belajar
dengan formula.
4.
Umpan balik kognitif mempertunjukan pengetahuan yang
benar dan tepat dan mengoreksi kesalahan belajar.
5.
Penetapan tujuan penting sebagai motifasi belajar.
6.
Berfikir dengan devergen menuju ditemukanya pemecahan
masalah atau keterciptaanya produk yang bernilai dan menyenangkan.
3. Belajar Menurut Psikologi
Gestalt
Beberapa pokok yang harus mendapat
perhatian lain:
1.
Timbulnya kelakuan yaitu berkat interaksi dan individu
dan lingkungan dimana fakror yang telah dimiliki.
2.
Bahwa individu berada dalam keadaan keseimbangan
dinamis.
3.
Mengutamakan segi pemahaman (insight)
4.
Menekankan kepada adanya situasi sekarang, dimana
individu menemikan dirinya
5.
Yang utama dan pertama adalah keseluruhan kegiatan
hanya bermakna dalam kseluruhan itu.
Prinsip- prinsip Belajar Gestalt (
field Theory)
1.
Belajar dimulai dari suatu keseluruhan, keseluruhan
yang menjadi permukaan baru menuju ke bagian-bagian.
2.
Keseluruhan memberikan makna kepada bagian-bagian,
bagian- bagian terjadi dalam suatu keseluruhan.
3.
Individuasi bagian- bagian dari keseluruhan. Mula- mula
anak melihat suatu kegiatan keseluruhan. Tetapi lambat laun dia mengadakan
deferensiasi bagian- bagian itu dari keseluruhan menjadi bagian- bagian lebih
kecil atau kesatuan yang lebih kecil.
4.
Anak belajar dengan menggunakan pemahaman tau insight.
Pemahaman adalah kemampuan melihat hubungan-hubungan, antara berbagai faktor
atau unsure dalam situasi yang problematic.
D. MENGAJAR DAN MENDIDIK
“Mengajar” memberi pelajaran, misalnya:
memberikan pelajaran matematika, bahasa, sejarah, dan lain- lain, agar siswa
diajar dapat mengetahui dan paham tentang bahan yang di ajari tadi,
Sedangkan ” mendidik” memelihara dan memberikan
latihan mengenai ahlak dan kecerdasan pikiran anak didik.
Menurut umum “mengajar” diartikan sebagai usaha guru
untuk menyampaikan dan menanamkan pengetahuan kepada siswa / anak didik, jadi
mengajar lebih cenderung kepada transfer of knowledge. Itulah mak “mengajar”
harus sekaligus “mendidik” dan “mendidik” dapat diartikan sebagai suatu usaha
untuk mengantarkan anak didik kearah kedewasaanya baik secara jasmani dan
rohani.
Oleh karena itu “mendidik” dikatakan sebagai upaya
pembinaan kepribadian sikap mental serta akhlak
anak didik/ siswa. Di bandingkan dengan pengertian mengajar maka
pengertian mendidik lebih mendasar. Mendidik tidak hanya sekedar transfer of
knowledge, tetapi juga transfer of
volues. “mendidik” di artikan lebih komprehensif, yaitu usaha membina
anak didik. Secara utuh, baik mantra kognitif,pisikomotorik, maupun efektif,
agar tumbuh menjadi manusia- manusia yang berkepribadian.
Berkaitan dengan soal pembentukan kepribadian anak
didik, mendidik juga harus merupakn usaha pemberian tuntutan kepada anak didik
untuk dapat berdiri sendiri dengan nama- nam kemanusiaan, yang sesuai dengan
kpribadian bangsa, yakni pancasila. Untuk mengantarkan anak didik ke tingkat
itu, memerlukan berbagai komponen- komponen dan komposisi dan proses, seperti
kegiatan penyampaian materi pembelajaran, kegiatan motivasi, penanaman nilai-
nilai yang sesuai dengan materi yang di butuhkan. Itulah maka “mendidik” harus
merupakan usaha untuk memberikan motifasi kepada anak didik agar terjadi proses
internalisasi nilai- nilai pada dirinya, sehingga kakn hadir suatu sikap baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Dimyati,Dr dan Mudjiono,Drs. 2009. Belajar dan Pembelajaran .Jakarta :
Rineka Cipta
Sardiman,A.M.1986.Interaksi dan Motivasi Belajar Mnegajar.Jakarta
: Rajawali Pers
Hamalik, Oemar,Dr. 2010. Kurikulumdan dan Pengembangan . Jakarta :
Bumi Aksara
BAB II
MOTIVASI PEMBELAJARAN DAN BAHAN AJAR
A. PENGERTIAN MOTIVASI
Kata motif, dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu, berawal dari kata mptif itu, motivasi dapat di artikan
sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.
Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang
yang di tandai dengan munculnya “feeling/perasaan”, dan di dahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan. Pengertian menurut Mc.Donald ini menggandung
tiga elemen penting:
- Bahan motivasi itu menggawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motifasi akan membawa beberapa perubahan energi didalam system “nearop hysiological” yang ada pada organisme manusia.
- Motivasi di tandai dengan munculnya, rasa “feeling” afeksi seseorang dalam hal ini motifasi relevan dan persoalan- persoalan kejiwaan, efeksi dan emosi yang menentukan tingkah laku manusia.
- Motivasi akan di rangsang dengan adanya perubahan, motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetap kemunculannya karena terangsang / terdorong oleh ada unsur lain dalam hal ini adalah tujuan, yang menyangkut soal kebutuhan.
Motivasi dapat di katakan serangkai usaha untuk menyediakan kondisi-
kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan tidak melakukan sesuatu, dan bila
ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan
tidak suka itu. Motivasi belajar adalah merupakan faktor fisikis yang bersifat
non- intelektual. Perannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa
senang dan semanggat untuk belajar.
Persoalan motivasi, dapat juga di kaitkan dengan persoalan minat. Minat
di artikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seorang melihat cir- ciri
atau arti sementara situasi yang di hubungkan dengan keinginan- keinginan atau
kebutuhan- kebutuhan sendiri. Menurut Bernard, minat timbul secara tiba- tiba /
spontan, melainkan timbul akibat partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu
belajara atau bekerja.
B. FUNGSI MOTIVASI DALAM BELAJAR
Ada tiga fungsi motivasi yaitu:
- Mendorong manusia untuk berbuat, sebagai penggerak atau motor yang melepas energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap pekerjaan yang di lakukan.
- Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak di capai. Dengan demikian motifasi dapat memberi arah dan perbuatan/ kegiatan yang harus di kerjakan sesuai dengan rumusan tujuaan.
- Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan- perbuatan apa yang harus dilakukan / dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan tersebut, seseorang siswa akan dapat menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya dengan bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.
Motivasi juga berfungsi sebagi pendorong usaha dan pencapaian prestasi, seseorang
melakukan suatu usaha karena adanya motifasi, adanya motifasi yang baik dalam
belajr akan menunjukan hasil yang baik, intensitas motifasi seseorang siswa
akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
C. MACAM- MACAM MOTIVASI DAN CONTOH MOTIVASI
1.Motivasi
di lihat dari dasar pembentukan
a.
Motif-motif bawaan
Yang
dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang di bawa sejak lahir, jadi
motivasi itu ada tanpa di pelajari, motif- motif ini seringkali disebut motif-
motif yang di isyaratkan oleh secara biologis, relevan dengan ini, maka Arden N.
Frandsen memberi istilah jenis motif
Physiological drives
-
Contoh: Dorongan untuk makan, dorongan untuk minum,
dorongan untuk bekerja, dan dorongan untuk istirahat.
b.
Motif - motif yang dipelajari
Maksud motif- motif yang timbul karena di pelajari.
Motif- motif ini sering kali disebut dengan motif- motif yang di isyaratkan
secara sosial. Frandsen mengistilahkan dengan affiliative needs. Manusia
perlu mengembangkan sifat- sifat ramah, kooperatif, membina hubungan baik
dengan sesama, apa lagi orang tua dan guru. Dalam kegiatan belajar mengajar,
hal ini dapat membantu dalam usaha mencapai prestasi”.
-
Contoh: dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu
pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat.
Di samping itu frandsen, masih menambahkan jenis- jenis berikut ini:
a.
Cognitif motifes
Motif ini menunjukan gejala intrinsic, yakni menyangkut kepuasan
individual, jenis motif seperti ini adalah sangat primer dalam kegiatan belajar
di sekolah, terutama yang berkaitan dengan pengembangan intelektual.
b.
Self- expression ( ekspresi diri )
Penampilan diri adalah sebagian dari prilaku manusia, untuk ini memang di
perlukan kreativitas, jadi dalam hal ini seseorang memiliki keinginan untuk
aktivitas diri.
c.
Self- enhancement
Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan meningkatkan
kemajuan diri seseorang. Dalam belajar dapat di ciptakan suasana kompetensi
yang sehat bagi anak didik untuk mencapai suatu prestasi
2. Jenis motivasi menurut pembagian dari wood
worth dan marquis:
a. Motif atau kebutuhan Organis
- Contoh: Kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, seksual, berbuat, dan
kebutuhan untuk beristirahat.
b. Motif - motif darurat
Motif jenis ini
timbul karena rangsangan dari luar.
-
Contoh: Dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan
untuk membalas, untuk berusahauntuk memburu.
c. Motif- motif objektif
Motif- motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar
secara efektif
-
Contoh: Menyangkut kebutuhan untuk melakukan aksporasi,
melakukan manifulasi, dan untuk menaruh
minat
3. Motivasi jasmaniah dan rohania
Yang termasuk motifasi jasmani seperti misalnya
refleksi, insting otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohani adalah
kemauan soal itu pada setiap diri manusia terbentuk melalui 4 momen:
a. Momen timbulnya alasan
- contoh: seorang pemudah yang sedang giat
berlatih olahraga untukmenghadapi suatu persone di sekolahanya, tetapi tiba-
tiba di suruh ibunya untuk mengantar seorang tamu membeli tiket karena tamu itu
mau kembali ke Jakarta. Si pemuda itu mau mengantarkan tamu tersebut.dalam hal
ini pemuda tadi timbul alasan baru untuk melakukan sesuatu kegiatan (kegiatan
menghantar). Alasan baru itu bisa karena untuk menghormati tamu atau keinginan
untuk tidak mengecewakan ibunya.
b. Momen pilih
Maksudnya dalam
keadaan pada waktu ada alternative- alternative yang
mengakibatkan
pasangan diantara alternative dan alasan- alasan itu.
Kemudian
seseorang menimbang- nimbang dari berbagai alternative
untuk kemudian
menentukan pilihan alternative yang akan di kerjakan.
c. Momen putusan
Dalam persaingan antara berbagai alasan, sudah barang
tentu akan berakhir dengan pilihannya satu alternatif. Satu alternatif inilah
yang menjadi pputusan untuk di kerjakan.
d. Momen terbentuknya kemauan
Kalau seseorang sudah menetapkan suatu keputusan untuk
di kerjakan, timbulkanlah dorongan pada diri seseorang untuk bertindak, melaksanakan
putusan itu.
4. Motivasi Intrinsik dan
Ekstrinsik
a. Motivasi
Intrinsik
Yang dimaksud mativasi
intrinsik adalah motif- motif yang menjadi aktif atau fungsinya menjadi tidak perlu
dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah dorongan untuk melakukan sesuatu.
-
contoh: seorang siswa melakukan belajar, karena betul-
betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah
tingkah lakunya,secar konstruktif,tidak karena tujuan yang lain- lain.
Intirnsic
motivations are inherent in the learning situation and meet pupil- needs and purposes.
Itulah sebabnya, motivasi intinsik dapat juga di katakana sebagai bentuk motivasi
yang didalamnya aktivitas dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan
dari dalam diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajarnya.
Perlu diketahui
bahwa siswa yang memilki motivasi intrinsic akan memiliki tujuan menjadi orang
yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam biadang tertentu.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-
motif yang aktif dalam fungsinya karena
adanya perangsang dari luar.
-
contoh: seseorang itu belajar, karena tahu bahwa besok
pagi- paginya akan ujian dengan harapan dapat nilai baiak,sehingga akan di puji
oleh pacarnya,atau temannya.
Jadi, kalau di lihat dari segi tujuan kegiatan yang di
lakukannya, tidak secara lansung bergayut dengan esensi apa yang di lakukanya
itu, oleh karena itu, motivasi ekstrinsik juga dapat di katakan sebagai bentuk
motifasi yang di dalam aktifitasnya belajar di mulai,dan diteruskan berdasarkan
dorongan dari luar yang tidak secar mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar motivasi ekstrinsik masih tetap penting, sebab
kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah- ubah,dan juga mungkin
komponen- komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik
dari siswa,sehingga diperlukan motifasi ekstrinsik.
D. JENIS- JENIS AKTIVITAS DALAM BELAJAR
Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan
belajar, dengan demikian, disekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas.
Paul B. Diedrich membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang
di antaranya dapat di golongkan sebagai berikut:
-
Visual activities, yang termasuk didalamnya, misal:
membaca, memperhatikan gambar demontrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
-
Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan,
bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,
intruksi.
-
Listening activities, seperti: mendengarkan, uraian,
percakapan, diskusi, musik, pidato.
-
Writing activities, seperti: menulis cerita, karangan,
laporan, angket, menyalin.
-
Drawing activities, seperti: menggambar membuat grafik,
peta, diagram.
-
Motor activities, seperti: melakukan percobaan, membuat
konstruksi, model meresparasi, bermain,berkebun, berternak.
-
Mental activities, seperti: menanggapi, menggingat,
memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
-
Emotional activitas,seperti: menaruh minat, merasa
bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, gugup, tenang.
DAFTAR PUSTAKA
Sardiman .A
.M.1986.Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar.Jakarta : Rajawali Pers
BAB III
MEDIA PEMBELAJARAN DAN BAHAN AJAR
A. MEDIA CETAK
Media cetak adalah media visual yang pembuatannya
melalui proses pencetakan atau printing atau offset. Media bahan cetak ini
menyediakan pesannya melalui huruf dan gambar-gambar yang diilustrasikan untuk
lebih memperjelas pesan atau informasi yang disajikan.
Jenis-jenis bahan cetak ini antara lain, sebagai
berikut :
a)
Buku teks, yaitu nuku tentang suatu bidang studi atau
ilmu tertentu yang disusun untuk memudahkan para guru dan siswa dalam upaya
mencapai tujuan pembelajaran. Penyusunan buku teks ini di sesuaikan dengan
urutan ( sequence), dan ruang lingkup (scope) GBPP tiap bidang studi tertentu
b)
Modul, yaitu suatu paket program yang disusun dalam
bentuk satuan tertentu dan didesain sedemikian rupa guna kepentingan belajar
siswa, satu paket modul biasanya memiliki komponen petunjuk guru, lembar
kegiatan siswa, lembar kerja siswa, kunci lembaran kerja, lembaran tes, dan
kunci lembaran tes
c)
Bahan pengakaran terprogram, yaitu paket program
pengajaran individual, hampir sama dengan modul, perbedaanya dengan modul yaitu
bahan pengajar terprogram ini di susun dalam topic-topik kecil dalam setiap
bingkai atau halamannya. Satu bingkai biasannya berisi suatu informasi yang
merupakan bahan ajaran, dan kebalikan atau respons dari pertanyaan bingkai
lain.
Media cetak memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan,
yaitu :
a)
Kelebihan nedia cetak yaitu :
1.
dapat menyajikan pesan atau informasi dalam jumlah yang
banyak
2.
pesan atau informasi dapat dipelajari oleh siswa sesuai
dengan kebutuhan, minat, dan kecepatan masing-masing siswa
3.
dapat dipalajari kapan dan dimana saja karena mudah di
bawa
4.
akan lebih menarik aapabila dilengkapi dengan gambar
dan warna
5.
perbaikan atau revisi mudak dilakukan
b)
kelemahan media cetak yaitu :
1.
proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama
2.
bahan cetak yang tebal mungkin dapat membosankan dan
mematikan minat siswa untuk membacannya
3.
apabila jilid dan kertasnya kelek, bahan cetak akan
udah rusak dan sobek.
B. MEDIA AUDIOVISUAL
Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsure
suara dan unsure gambar. Media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena
meliputi dua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi lagi yaitu :
a)
Audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara
dan gambar diam,seperti gambar bingkai suaru ( sound slides), film rangkai
suara, dan cetak suara
b)
Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan
suara dan gambar yang bergerak, seperti film suara dan video-cassitte.
Pembagian yang lain dalam media audiovisual, yaitu :
a)
Audiovisual yang murni, yaitu baik unsure gambar maupun
unsir suara berasal dari suatu sumber seperti film video-cassette, dan
b)
Audiovisual yang tidak murni, yaitu yang unsure suara
dan unsure ganbarnya berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai
suara yang unsure gambarnya bersumber dari slides proyektor, dan suarannya dari
tape recorder
Media audiovisual mempunyai beberapa kelebihan dan
kelemahan, yakni :
a)
Kelebihan media audiovisual :
1.
dapat nenarik prhatian siswa dalam belajar
2.
dapat mwnimbulkan bakat dalam hal menggambar dan
menajikan suara yang diinginkan
3.
siswa dapat emillih bahan pelajaran yang sesuai dengan
kebutuhanya
4.
dapat mengandung suatu pesan atau informasi dari media
yang di sajikan
b. ) kelemahan media audiovisual :
1.
apabila tidak mempunyai alat yang dibutuhkan dalam
penyajiannya maka akan sulit diperankan atau dijelaskan
2.
bagi siswa yang mempunyai emampuan yang kurang maka ia
akan sulit mengerti pelajaran yang dijelaskan
C.
MEDIA BERBASIS KOMPUTER
Komputer adalah suatu alat yang dapat menerima data
dan informasi, melaksanakan prosedur pemrosesan terhadap informasi tersebut dan
menghasilkan informasi yang baru sebagai
hasil pemrosesan dari informasi yang masuk. Proses pengolahan data dan
informasi itu disebut siklus pengolahan data (data processing unit) yaitu
input, processing dan output (Hamalik,1985: 65). Manfaat komputer dalam pengajaran:
1)
Dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi yang
beraneka ragam. Alat ini dapat disiapkan untuk menyajikan pokok-pokok materi
satu persatu secara berurutan dan mulai dari hal-hal yang aneh ke hal-hal yang
biasa terjadi dalam kehidupan.
2)
Dapat memperluas wawasan siswa.
3)
Dapat menciptakan peristiwa-peristiwa yang tidak
mungkin dilihat mata.
Latuheru (1988:118) menerangkan bahwa ada berbagai
cara belajar melalui komputer, diantaranya adalah:
1.
Tutorial melalui komputer. Tutorial adalah proses
pembelajaran yang diberikan kepada siswa oleh guru yang ahli dalam suatu
bidang.
2.
Praktek dan latihan kecakapan-kecakapan yang dimiliki
seseorang diperoleh melalui adanya pelaksanaan praktek dari berbagai kegiatan
secara langsung.
3.
Demontrasi penyajian materi pembelajaran dengan
menggunakan komputer akan memudahkan siswa untuk memahami berbagai proses dan
konsep.
Beberapa
keuntungan menggunakan komputer dalam pengajaran, seperti diungkapkan oleh
Sudjana dan Rivai (1989: 137) yaitu:
a. Cara kerja baru menggunakan komputer, akan
membangkitkan motivasi kepada siswa untuk belajar.
b. Warna, musik dan grafis animasi dapat
menambah kesan realisme dapat merangsang untuk mengadakan latihan, kegiatan
laboratorium, simulasi dan sebagainya.
c. Respon pribadi yang cepat dalam kegiatan
belajar siswa akan menghasilkan penguatan yang tinggi.
d. Kemampuan memori memungkinkan penampilan
siswa yang telah lampau direkam dan dipakai dalam merencanakan langkah-langkah
selanjutnya dikemudian hari.
e. Kesabaran, kebiasaan pribadi yang
diprogram melengkapi suasana sikap yang lebih positif, terutama berguna sekali
untuk siswa yang lamban.
f. Rentang pengawasan guru diperlebar sejalan
dengan reformasi yang disajikan dengan mudah yang diatur oleh guru dan membantu
pengawasan lebih dekat kepada kontak langsung dengan para siswa.
Sementara
itu, Arsyad (2003:54) mengemukakan beberapa kekuatan komputer yang digunakan
untuk tujuan-tujuan pendidikan sebagai berikut:
1) Komputer dapat mengakomodasi siswa yang
lamban menerima pelajaran, karena ia dapat memberikan iklim yang lebih bersifat
afektif dengan cara yang lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah
bosan , sangat sabar dalam menjalankan instruksi, seperti yang diinginkan
program yang digunakan.
2) Komputer dapat merangsang siswa untuk
mengerjakan latihan, melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi karena
tersedianya animasi grafik, warna, dan musik yang dapat menambah realisme.
3) Kendali berada ditangan siswa sehingga
tingkat kecepatan belajar siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya.
4) Kemampuan merekam aktivitas siswa selama
menggunakan suatu program pengajaran memberi kesempatan lebih baik untuk
pembelajaran secara perseorangan dan perkembangan setiap siswa selalu dapat
dipantau.
·
Ciri-ciri
Media Berbasis Komputer
a.
Dapat digunakan secara acak, non sekuensial, atau
secara linier
b.
Dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa atau
perancangnya.
c.
Umunya gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan kata, simbol, dan grafik.
d.
Untuk mengembangkannya, digunakan prinsip-prinsip
kognitif.
e.
Pembelajaran dapat berorientasi pada siswa dan
melibatkan interaktivitas siswa.
·
Komputer
dalam Kegiatan Pembelajaran
Untuk tujuan kognitif yaitu komputer dapat mengajarkan
konsep-konsep aturan, prinsip, langkah-langkah, proses, dan kalkulasi yang
kompleks. Komputer juga dapat menjelaskan konsep tersebut dengan sederhana
dengan menggabungkan visual dan audio yang dianimasikan, sehingga cocok untuk
kegiatan pembelajaran mandiri.
Untuk tujuan psikomotor yaitu dengan bentuk
pembelajaran yang dikemas dalam bentuk games dan simulasi yang sangat bagus
untuk menciptakan kondisi dunia kerja. Sedangkan untuk tujuan afektif yaitu
bila program didesain secara tepat yang isinya dapat menggugah perasaan,
pembelajaran sikap atau afektif pun dapat dilakukan menggunakan media
komputer.
·
Komputer
Multimedia
Komputer multimedia merupakan satu kesatuan sistem
dari suatu perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan
perlengkapan penunjang lainnya. Media ini mempunyai karakteristik dan batasan
yang sangat luas karena ia mampu berfungsi sebagai media audio maupun media
visual. Keunggulan lainnya adalah bahwa media ini mampu dihubungkan dengan
hampir semua peralatan berteknologi digital, misalnya dihubungkan dengan
satelit untuk melakukan komunikasi jarak jauh, atau dapat dihubungkan dengan
sensor panas dan asap untuk member sinyal kebakaran. Selain itu juga dapat
digunakan oleh ibu rumah tangga untuk memesan keperluan rumah tangga dan membayar
tagihan listrik atau telepon, hingga dapat dimanfaatkan oleh astronot untuk
mengatur pendaratan pada ekspedisi ruang angkasa tanpa awak keplanet lain.
Komputer multimedia sangat relevan, guru dapat
memanfaatkannya dalam dua model. Model yang pertama sebagai alat
keperluan-keperluan asistensi pengajaran yang dikenal dengan istilah Computer
Asisted Instructional (CAI). Pada model ini mahasiswa langsung berinteraksi
dengan computer, mahasiswa dapat bereksplorasi keseluruh program yang
disediakan dan memanfatkan sebagai media pembelajaran tanpa perantara dosen.
Model yang kedua adalah sebagai alat untuk keperluan manajemen pengajaran yang
dikenal dengan istilah Computer
Management Instructional (CMI). Dalam hal ini, guru dapat memanfaatkan
komputer untuk mengelola informasi mengenai kemajuan siswa dan pemilihan sumber
belajar agar tetap berada pada jalur yang telah ditentukan dan mengendalikan
pelajaran perindividu meskipun dalam jumlah yang besar.
DAFTAR PUSTAKA
Susilana,Rudi,M.Si : Drs dan Riyana
Cepi, M.Pd.2007.Media Pembelajaran.Bandung:Wacana
Prima
Djaramah.Syaipul Bachri.Drs dan
Zain, Aswan.Drs.1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Asdi Mahasetya
Weda,Meda.2009.Strategi
Pembelajaran Inovatif Kontemporer.Jakarta:Bumi Aksara
BAB IV
KURIKULUM
A. PENGERTIAN
KURIKULUM
Kurikulum berasal dari bahasa latin yang kata dasarnya
adalah currere, yang berarti lapangan perlombaan lari. Dalam lapangan
pendidikan pengertian tersebut di jabatan bahwa bahan belajar sudah di tentukan
secara pasti, dari mana mulai diajarkannya dan kapan diakhiri, dan bagaimana
cara untuk menguasai bahan agar dapat mencapai gelar. Kurikulum mengambil bahan
ajat dan berbagai pengalaman belajar, pada waktu sekarang, masa lampaum dan
waktu yang akan datang.
Jadi, kurikulum merupakan program pendidikan bukan
program pengajaran, yaitu program yang direncanakan, diprogramkan, dan
dirancangkan yang berisi berbagai bahan ajar, dan pengalaman belajar baik yang
berasal dari waktu yang lalu, sekarang maupun yang akan datang, yang disusun
secara sistemayik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman
dalam proses pembelajaran bagi tenaga pendidikan dan peserta didik untuk
mencapai tujuan pendidikan.
B. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KURIKULUM
Menurut Robert S.Zain dalam bukunya : Curriculum
Principles and Foundation, berbagai model pengembangan kurikulum secara garis
besar di utarakan sebagai berikut :
- Model Administratif
Model Administratif diistilahkan juga dengan model
garis staf atau top down, dari atas ke bawah.
Pengembangan kurikulum model ini dapat di laksanakan
sebagai berikut :
a.
Atasan membentuk tim yang terdiri atas para pejabat
teras yang berwenang (prngawas pemdidikan, kepsek, dan pengajar inti)
b.
Tim merencanakan konsep rumusan tujuan umum, dan tujuan
falsafah.
c.
Di bentuk beberapa kelompok yang anggotanya terdiri
atas para spesialis kurikulum dan staf pengajar yang bertugas untuk merumuskan
tujuan khusus, GBPP, dan kegiatan belajar.
d.
Hasil kerja dari 3 direvisi oleh tim atas dasar
pengalaman atau hasil dari try out.
e.
Setelah try out yang dilakukan oleh beberapa kepala
sekolah, dan telah direvisi seperlunya, baru kurikulum tersebut di
implementasikan.
- Model dari Bawah ( Grass-Roots)
Langkah-langkah pelaksanaanya yaitu:
a.
Inisiatif pengembangan datangnya dari bawah (para
pengajar)
b.
Tim pengajar dari beberapa sekolah ditambah narasumber
lain dari orang tua peserta didik atau masyarakat luas yang relevan.
c.
Pihak atasan memberikan bimbingan dan dorongan.
d.
Untuk pemantapan konsep pengembangan yang telah
dirintisnya diadakan lokakarya untuk input yang diperlukan.
- Model Demonstrasi
Langkah-langkah pelaksanaanya yaitu:
a.
Staf pengajar pada suatu sekolah menentukan suatu ide
pengembangan dan ternyata hasilnya di nilai baik
b.
Kemudian hasilnya disebarkanluaskan di sekolah sekitan.
- Model Beauchamp
Model ini di kembangkan oleh G.A.Beuachamp (1964),
langkah-langkah pelaksanaanya yaitu :
a.
Suatu gagasan pengem,abngan kurikulum yang telah
dilaksanakan di kelas, di perluas disekolah, di sebarluaskan di sekolah-sekolah
di daerah tertentu, baik bersekalah regional maupun rasional yang disebut
arena.
b.
Membentuk tim pengembangan yang terdiri atas ahl
kurikulum, para ekspert, staf pengajar, petugas bimbingan dan narasumber lain.
c.
Tim penyusun tujuan pengajaran, materi, dan
pelaksanaanproses belajar mengajar. Untuk tugas tersebut perlu dibentuk : dewan
kurikulum sebagai coordinator yang bertugas juga sebagai penilai pelaksanaan
kurikulum. Memilih materi pelajaran baru, menentukan berbagai kriteria untuk memilih kurikulum mana yang akan
dipakai dan menulis kurikulum yang akan dikembangkan.
d.
Melaksanakan kurikulum di sekolah
e.
Mengevaluasi kurikulum yang berlaku
- Model Terbalik Hilda Taba
Model ini dikembangkan atas dasar induktif yang
disebut model terbalik, karena biasanya pengembangan kurikulum didahului oelh
konsep-konsep yang datangnya dari secara deduktif. Langkah-langkah
pelahsanaanya :
a.
Mendiagnosis kebutuhan, merumuskan tujuan,
menentukanmateri, menentukan penilaian, memerlukan antara luas dan dalamnya
bahan, kemudian di susunlah suatu unit kurikulum.
b.
Mengadakan Try
Out dan kurikulum.
c.
Menyusun kerangka kerja teori.
d.
Mengemukakan adanya kurikulum baru yang
disesiminasikan.
- Model Hubungan Interpersonal Rogers
Kurikulum ini dikembangkan hendaknya dapat
mengembangkan individu secara fleksibel terhadap perubahan-perubahan dengan
cara melatih diri berkomunikasi secara interpersonal, langkah-langkah
pelaksanannya :
a.
Diadakannya kelompok untuk dapat melakukan hubungan
interpersonal.
b.
Dalam satu minggu, peserta mengadakan saling tukar
pengalaman di bawah staf pimpinan pengajar.
c.
Diadakan pertemuan dengan masyarakat yang lebih luas
lagi dengan masyarakat / sekolah, sehingga hubungan antar interpersonal lebih
sempurna, yaitu hubungan guru dengan peserta didik, siswa dengan siswa dalam
suasana akrab,
d.
Selanjutnya, pertemuan diadakan dengan mengikutsertakan
anggota yang lebih luas lagi, yaitu para pegawai administrasi dan orang tua
siswa, dalam situasi ini diharapkan masing-masing person akan saling menghayati
dan lebih akrab, sehingga memudahkan berbagai pemecahan problem seolah yang
dihadapi.
- Model Action Research yang Sistematis
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
penyusunan kurikulum yaitu adanya hubungan antar manusia. Keadaan organisasi
sekolah, situasi masyarakat, dan otoritas ilmu pengetahuan. Langkah-langkah
pelaksanaanya :
a.
Dirasa adanya problem proses belajar mengajar disekolah
yang perlu diteliti.
b.
Mencari sebab-sebab terjadinya problem dan sekaligus
dicari pemecahannya, kemudian menentukan putusan apa yang perlu diambil.
c.
Melaksanakan putusan yang telah diambil.
DAFTAR
PUSTAKA
Dakir , H. Prof ;
Drs. 2010. Perencanaan dan Pengembangan
Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta
BAB V
STRATEGI PEMBELAJARAN
A.HAKEKAT STRATEGI PEMBELAJARAN
Belajar pada hakikatnya
adalah “perubahan” yang terjadi dalam diri seseorang setelah berakhinya
melakukan aktivitas belajar, srategi pembelajaran merupakan cara- cara yang
dilakukan untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang
berbeda. Jadi, hakekat srategi pembelajaran merupakan suatu proses perubahan
dari dalam diri seseorang setelah berakhirnya aktivitas belajar/ pembelajaran
untuk menghasilkan hasil pembelajaran yang brbeda.
Dalam kegiatan pembelajaran, anak adalah sebagai
subjek dan sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Inti dari proses pengajaran
tidak lain adalah anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan
pengajaran akan dapat tercapai jika anak didik berusaha secara efektif untuk
mencapainya. Keaktifan anak meliputi diantara dari segi fisik dan kejiwaanya.
B.STRATEGI EKSPOSITORI
Srategi pembelajaran
ekspositori ini menekan kan
pada proses bertutur, materi pembelajaran segaja diberikan secara langsung.
Peran siswa dalam srategi ini adalah menyimak untuk menguasai materi
pembelajaran yang di sampaikan oleh guru.
Aliran pisikologi yang sangat mempengaruhi SPE adalah
aliran pembelajran Behavioristik, yaitu lebih menekan kan pada pemahaman bahwa prilaku siswa pada
dasarnya keterkaitan antara stimulus dan respon. Oleh karena itu, dalam
implementasinya peran guru sebagai pemberi stimulus merupakan faktor yang
sangat penting dalam strategi pembelajaran ini.
1.Konsep Strategi Pembelajaran Ekspositori
Roy Killen (1998) menanamkan setrategi ini dengan
istila strategi pembelajaran langsung (direc instruction). Siswa tidak dituntut
untuk menemukan materi itu, tetapi seakan-akan materi tersebut sudah jadi, oleh
karena itu, SPE ini lebih menekan kan
pada proses bertutur. Maka strategi ini juga di namakan dengan istilah “Chalk
and Talk”
Terdapat beberapa karakteristik dalam strategi pembelajaran ekspositori:
- Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pembelajaran secara verbal.
- Biasanya strategi bembelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data-data,fakta- fakta, dan konsep- konsep.
- Tujuan utama pembelajaran adalah pengguasaan materi pelajaran itu sendiri.
2. Prinsip- prinsip penggunaan StrategiPembelajaran Ekspositori
Yang harus diperhatiakan seorang
guru dalam SPE adalah:
a.Berorientasi pada Tujuan
Walaupun penyampaian materi pembelajaran merupan cirri
utama dalam strategi pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah,namun
tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran, justru
tujuan itilah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan strategi.
b.Prinsip Komonikasi
Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai prinsip/
proses komunikasi , yang menunjukan pada penyampaian pesan, dari seseorang pada
seseorang/ kelompok orang, pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah
materi pembelajran yang di organisir dan disusun dengan tujuan tertentu, system
komunikasi dikatakan efektif manakala pesan yang disampaikan dapat diterimah baik
oleh penerimah pesan,begitu pun sebaliknya.
c.Prinsip Kesiapan
Dalam teori belajar Koneksionisme “kesiapan” merupakan
salah satu hukum belajr, intinya adalh bahwa individu akan merespon dengan
cepat dari setiap stimulus manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan.
Begitupun sebaliknya,oleh karena itu agar
siswa dapat menerima informasi yang diberikan. Terlebih dahulu kita harus
memosisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik maupun fisikis untuk
menerima pelajaran.
d.Prinsip Berkelanjutan
Strategi pembelajran ekspositori yang berhasil adalah
manakala proses penyampaian membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan
(disiquabium) sehingga mendoring mereka untuk mencari dan menemukan/ menambah
wawasan melalui proses belajar mandiri.
3.Beberapa langka dalam penerapan strategi ekspositori
a.Persiapan (Preparation)
Tujuan yang ingin dicapai dalam
melakukan persiapan,adalah:
1.
Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif
2.
Membangkitkan motifasi dan minat siswa untuk belajar
3.
Merangsang dan menggugahrasa ingin tahu siswa,dan
4.
Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang
berbeda.
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langka persiapan,yaitu:
1.
Memberikan sugesti yang pasif dan hindari sugesti yang
negative
2.
Muailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai
3.
Bukalah file dalam otak siswa
b.Penyajian (presentation)
yaitu langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang
dilakukan. Yang harus di perhatikan oleh guru dalam penyajian ini adalah
bagaimana agar materi pelajaran dapat
mudah di tangkap dan di pahami siswa, oleh sebab itu, ada beberapa hal yang
harus di perhatikan dalam pelaksaan langkah ini,yaitu:
1.
Penggunaan bahasa
2.
Intonasi suara
3.
Menjaga kontak mata dengan siswa
4.
Menggunakan joke- joke yang menyegarkan
c.Korelasi ( correlaton)
yaitu menghubungkan materi pembelajaran dengan pengalaman siswa atau
dengan hal- hal yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitan dengan
struktur pengetahuan yang dimilikinya.
d.Menyimpulkan ( generation)
yaitu tahap untuk memahami inti (core) dari materi pelajaran yang telah
disajikan. Dengan langkah menyimpulkan siswa akan dapat menggambil inti sari
dari proses penyajian. Cara menyimpulkan, yaitu:
1.
Mengulang kembali inti- inti materi yang menjadi pokok
permasalahan
2.
Memberikan beberapa pertayaan yang relevan dengan
materi pembelajaran
3.
Dengan maping melalui pemetaan keterkaitan antara
pokok- pokok materi.
e.Menggaplikasikan ( Aplikation)
yaitu langkah untuk ujuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak
pelajaran yang telah di jelaskan guru. Langkah- langkah yang dilakukan dalam
menggaplikasikan yaitu:
1.
Membuat tugas yang relevan dengan materi yang disajikan
2.
Dengan memberikan tes- tes yang sesuai dengan materi
pelajaran yang telah disajikan.
4. Keunggulan
dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Ekspositori
1.Keunggulan:
a.
Guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi
pembelajaran,dengan demikian ia,dapat mengetahui sejauh mana siswa mengetahui
materi pelajaran yang disampaikan.
b.
Strategi ini dianggap sangat efektif apabila materi
pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, tetapi waktu yang dimiliki
untuk belajar terbatas.
c.
Selain siswa dapat mendengar melalui penuturan tentang
suatu materi pelajaran, siswa juga dapat melihat dan mengobsepasi
d.
Strategi pelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah
siswa ysng banyak dan digunakan untuk ukuran kertas yang luas.
2. Kelemahan
a.
Strategi ini hanya dapat di gunakan / dilakukan oleh siswa yang memiiliki kemampuan mendengar dan
menyiamak secara baik.
b.
Strategi ini tidak dapat melayani perbedaan setiap
individu baik kemampuan, pengetahuan, minat, bakat, dan gaya belajar
c.
Karena strategi ini lebih banyak ceramah,maka siswa
akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kamampuan sosialisasi,
hubungan interpersonal, serta kemampuan berfikir kritis.
d.
Keberhasilanya sangat tergantung pada apa yang dimiliki
guru
e.
Strategi ini lebih banyak satu arah (one way
communication), maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa aakan materi
pembelajaran akan sangat terbatas pula, dan pengetahuan juga akan terbtas pada
apa yang akan diberikan guru.
C. STRATEGI INQUIRY
Strategi pembelajaran inquiry adalah pembelajaran mencari dan
menemukan sendiri dalam system belajar mengajar ini guru menyajikan bahan
pelajaran tidak dalam bentuk final, tetapi anak didik akan di beriakn peluang
untuk mencari dan menemukanya sendiri dengan menggunakan teknik pendekatan
pemecahan masalah. Model inquiry tercipta melalui komprontasi intlektual,
dimana siswa dihadapkan pada situasi yang aneh dan mereka mulai bertanya-tanya
tentang hal tersebut.dikarenakan tujuan akhir model ini adalah pembentukan
pengetahuan baru, maka siswa dihadapkan pada sustu yang memungkinkan untuk
diselidiki dengan lebih cermat ( joice and well, 1986).
Menurut suhiman kesadaran siswa terhadap proses
inquiry dapat ditingkatkan sehingga mereka dapat di ajarkan pada siswa prosedur
pemecahan masalah secara ilmiah, selain itu,dapat diajarkan pada siswa bahwa
segala pengetahuan itu bersifat sementara, dan dapat berubah- rubah dengan
munculnya teory- teory baru. Oleh karena itu, siswa harus disadarkan bahwa
pendapat orang lain dapat memperkaya pengetahuan yang dimilikinya.
1.Tahap Pembelajaran Strategi Inquiry
Menurut Joice and weil ( 1986:61) Strategi
pembelajaran inquiry secara umum terbagi atas lima tahap,yaitu:
a)
Penyajian masalah (confrontation with problem)
Dalam hal ini pengajar menyajikan
suatu masalah atau menerangkan prosedur inqury pada siswa, bentuk maslah perlu
di tingkatkan sesuai dengan tingkat pengetahuan siswa, dalam hal ini yang
penting adalah bahwa masalah itu berisi suatu kejadian/ problem yang dapat
merangsang aktivitas intelektual siswa.
b)
Pengumpulan data Verifikasi (data gathering-
verification)
Dalam tahap ini siswa didorong untuk mau berusaha
menggumpulkan informasi mengenai kejadian yang mereka lihat atau alami.
c)
Pengumpulan data Eksperimentasi (data gathering-
eksperimentation)
Tahap
eksperimentasi mempunyai dua tugas,yaitu:
1.
Eksploitasi yaitu siswa mengguba beberapa hal untuk
melihat hal akan terjadi
2.
Uji langsung yaitu siswa melakukan penyajian secara
langsung
Dalam
tahap verifikasi siswa dapat bertanya menggenai beberapa hal yang berhubungan
dengan kejadian yang mereka lihat / rasakan,yaitu:
1.
Objek: sifat atau identitas suatu abjek
2.
Kejadian: sifat atau sebab terjadinya
3.
Keadaan: keadaan suatu objek atau system pada saat
tertentu
4.
sifat: sifat/ karakteristik suatu ibjek pada keadaan
tertentu untuk mendapatkan informasi baru yang membantu pembentukan suatu
teori.
d) Organisasi
data dan formulasi kesimpulan (Organizing, Formulating, Explanation)
Ditahap
ini siswa mengkoordinasikan dan mengganalisis data untuk membuat suatu
kesimpulan yang dapat menjawab maslah yang telah di sajikan.
e). Analisis proses inqury (Analisi of the inqury procces)
Ditahap ini siswa diminta untuk
menganalisi pada inqury yang telah mereka yang jalani, yaitu dengan menentukan
pertanyaan mana yang paling produktif (menghasilkan data yang paling relevan),
atau tipe informasi yang sbenarnya mereka butuhkan,tetapi tidak mereka
dapatkan. Tahap ini penting untuk memperbaiki proses inqury itu sendiri.
2.Penerapan di dalam kelas
Secara operasional kegiatan guru dan siswa selam
proses pembelajran yaitu sebagai berikut:
No
|
Tahap Pembelajaran
|
Kegiatan Guru
|
Kegiatan Siswa
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Penyajian masalah
Pengumpulan data verifikasi
Pengumpulan data Eksperimen
Organisasi data dan formulasi
kesimpulan
Analisis proses inquiry
|
Menyajikan dan menjelaskan
permaslahan
Membimbing siswa untuk
mengumpulkan informasi data,mentabulisme data, dan mengklasifikasi data
Membimbing siswa melakukan
eksperimen, mengatur data atau variabel, mengamati perubahan yang
terjadi,data interasi antar siswa
Membimbing siswa melakukan
penataan data membuat kesimpulan
Membimbing siswa memahami
pola-pola penemuan menganalisis tahap- tahap inqury dan melihat
permasalahan/ kelemahan
|
Memahami dan mencermati
permasalahan dari berbagai aspek
Melakukan pengumpulan informasi /
data, mentabulasi data, dan mengklasifikasikan data sesuai dengan
permasalahan
Melakukan eksperimen, pengaturan
data/ mengontrol variabel,mencatat dan menganalisis hasil eksperimen, dan
bekerja sama dengan anggota kelompok
Melakukan penataan data terhadap
hasil eksperimen / uji coba dan membuat kesimpulan
Memahami pola- pola penemuan yang
telah dilakukan, mengganalisis tahap- tahap inqury dan menganalisis kesalahan
yang mungkin terjadi
|
Pendekatan belajar mengajar ini
sangat cocok untuk materi pelajaran yang bersifat kognitif,kelemahannya memakan
waktu yang cukup banyak,dan kalu kurang terarah akan menjurus kepada kekacauan
dan kekaburan atas materi yang sedang di pelajari.
D. CONTEXTUAL TEACHING LEARNIMG
Contextual Teaching Learning merupakan proses
pembelajaran yang homistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna
materi ajar dengan mengaitkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari sehingga
siswa memiliki pengetahuan atau keterampilan yang dinamis dan fleksibel untuk
mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.
CTL disebut pendidikan konstextual karena konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa dalam mendorong membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan peranan dalam kehidupan mereka sebagai anggota
masyarakat yang rasional
Tugas guru dalam pembelajaran kontekstual adalah
membantu siswa dalam mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih berurusan dengan
trategi daripada memberi informasi. Guru hanya megelola kelas sebagai sebuah
tim yang bekerja sama untuk menemukan suatu yang baru bagi siswa. Proses belajar
mengajar lebih diwarnai Student centered daripada teacher centered.
Menurut Depdiknas guru harus melaksanakan beberapa hal
sebagai berikut:
- Mengkaji konsep atau teori yang akan dipelajari oleh siswa .
- Memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa melalui proses pengkajian secara seksama.
- Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa yang selanjutnya memilih dan mengkaiykan dengan konsep atau teori yang akan dibahas dalam pembelajaran kontekstual.
- Merancang pengajaran dengan mengkaitkan konsep atau teori yang dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman yang dimiliki siswa dan lingkungan hidup mereka.
- Melaksanakan penilaian terhadap pemahaman siswa, dimana hasilnya nanti dijadikan bahan refeksi terhadap rencana pemebelajaran dan pelaksanaannya.
Menurut Blanchard, ciri-ciri kontekstual:
- Menekankan pada pentingnya pemecahan masalah.
- Kegiatan belajar dilakukan dalam berbagai konteks
- Kegiatan belajar dipantau dan diarahkan agar siswa dapat belajar mandiri.
- Mendorong siswa untuk belajar dengan temannya dalam kelompok atau secara mandiri.
- Pelajaran menekankan pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda.
- Menggunakan penilaian otentik
Pendekatan CTL memiliki tujuh sskomponen utama, yaitu :
1. konstruktivisme
(constructivism),
2. menemukan
(Inquiry),
3. bertanya
(Questioning),
4. masyarakat-belajar
(Learning Community),
5. pemodelan
(modeling),
6. refleksi
(reflection), dan
7. penilaian
yang sebenarnya (Authentic)
DAFTAR
PUSTAKA
Djaramah,
Syaiful Bachri, Drs dan Zian, Aswan, Drs. 1995. Strategi Belajar Mnegajar. Jakarta : Asdi Mahasetya